Get the latest news of the Tsunami's victims.
As this mail posted, stated 56,000 death casualties.
Wednesday, December 29, 2004
Tuesday, December 28, 2004
Sunyinya Duka
Duka ini begitu sunyi
Tiada suara tiada bunyi
Hanya kematian membelai
Menyulam hati dengan nestapa
Duka ini begitu sepi
Menggilas segala
Menghempas semesta
Membungkam semua
Diam!
Psssst... dengarkah kau?
Dalam sunyi terbersit cinta
Dalam sepi terburat kasih
Cinta kasih akan aku
...akan kamu
...akan kita
Semoga kita jadi satu
Tinggalkan murka yang menganga
...sampai busuk terurai damai
Untuk saudaraku di sana, di sini kami menangis...
Tiada suara tiada bunyi
Hanya kematian membelai
Menyulam hati dengan nestapa
Duka ini begitu sepi
Menggilas segala
Menghempas semesta
Membungkam semua
Diam!
Psssst... dengarkah kau?
Dalam sunyi terbersit cinta
Dalam sepi terburat kasih
Cinta kasih akan aku
...akan kamu
...akan kita
Semoga kita jadi satu
Tinggalkan murka yang menganga
...sampai busuk terurai damai
Untuk saudaraku di sana, di sini kami menangis...
Award VS Sales
Masalah basi yang entah kenapa, selalu menarik untuk dibahas. Kita bikin iklan tujuannya apa? Jualan kah? Menangin award kah?
Secara teoritis, iklan memang sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga atau pun sangkut paut dengan award. Iklan adalah media komunikasi yang menjadi bagian dari integrated marketing communication. Fungsinya? Jelas dong... dari namanya aja udah ketahuan: komunikasi pemasaran. PEMASARAN! Perlu didefinisikan lagi?
Jadi adalah hal yang tak terbantahkan saat seseorang memberikan argumentasi "It's not creative unless it sells." (David Ogilvy)
Tapi jangan lupa, advertising sendiri merupakan sub-division dari promotion yang merupakan salah satu dari 4 unsur pemasaran (kerap disebut sebagai 4P). Banyak hal yang menjadi pendukung laku-tidaknya suatu produk. Harga, distribusi, kualitas, permintaan pasar, corporate (perusahaan yang memproduksi).... semuanya memiliki andil. Bukan cuma iklan. Hal ini lah yang membuat saya tidak merasa bangga saat salah satu produk yang saya iklan kan, mencapai sales increasement 200% within a month! Production capacity sudah digenjot sampai double, tetap tidak bisa memenuhi market demand. Karena iklan kah? Huweks... so what gitu lhow.
Di saat itu lah saya mulai mementahkan prinsip pribadi saya bahwa "award means nothing. Ternyata award bukan sekedar hadiah/bonus/reward atau apa pun sebutannya. It's about achievement. Self actualisation. Ketika semua keberhasilan dalam penjualan berhasil diraih, ada satu kekosongan yang belum terisi: dahaga berkompetisi. Tapi kan produk kita laku? Emang siapa yang menjadi pemenang di situ? Yes, the brand itself. Apa yang kita dapat? Zip. Zero. Nothing! Compliment dari client? Bonus? Kenaikan gaji? Nggak juga tuh. Kebetulan juga, saya termasuk orang yang tidak menempatkan materi di atas segalanya. Kehidupan saya terlalu indah untuk sekedar digadaikan dengan keberlebihan. Teman sejati, keluarga, dedikasi, loyalitas, kebanggaan, respektasi... adalah hal-hal yang tidak ternilai. Jangan menganggap saya adalah orang dengan idealisme tinggi. Saya malah merasa tidak ada idealisme dalam kehidupan saya. Saya cuma menjalani hidup apa adanya.
Back to award. Keinginan untuk bisa memenangkan award pun tidak menjadikan dia segalanya buat saya. Bukan berarti dengan memenangkan award saya kemudian menjadi yakin telah berada di puncak dunia (terjemahan dari "being on top of the world"). Award buat saya adalah sarana untuk mengalahkan diri sendiri. "Pemenang sejati adalah mereka yang bisa menaklukkan dirinya sendiri"... begitu kata orang. Saat ini saya sedang berusaha mengalahkan the other me. Sisi yang dulu kehilangan semangat dalam bekerja, yang menganggap award tidak bernilai, yang merasa puas dengan bisa memuaskan kebutuhan client. Sepertinya... point terakhir adalah yang paling ingin saya bantai.
Cepat merasa puas adalah sebuah antitesis dalam pencapaian award. Untuk membuat iklan award winning, puas adalah hal yang tabu. Gimana bisa puas coba... satu unsur penting dari iklan award winning adalah "keterbaruan". Dia menawarkan hal yang baru... yang beda dari iklan-iklan lainnya. Saat kita sudah mendapat ide yang menurut kita paling kuat, satu jam kemudian ide itu sudah kehilangan unsur "baru"-nya. Keyakinan pun runtuh. Nafsu untuk menghasilkan hal terbaru bangkit tergelitik. Nalar berkelana secepat kilat mencari ide baru lagi. Begitu seterusnya... tanpa henti.
"Terus, kapan selesainya?" itu mungkin pertanyaan yang timbul. Jawabannya: TIDAK AKAN PERNAH BERHENTI. Upaya untuk terus memperbaiki dan menghasilkan yang lebih baik adalah proses yang tak pernah berhenti. Teknologi yang kita nikmati sekarang adalah hasil pemikiran yang tak pernah berhenti dari para penemu. Sama halnya dengan mendaki gunung. "Ngapain capek-capek naik kalo akhirnya turun lagi!". Itu pertanyaan yang timbul dari mereka yang tak pernah mendaki gunung. Mereka tak pernah merasakan nikmatnya perjuangan mendaki puncak. Mendaki gunung itu merupakan miniatur dari proses hidup. Berjuang, berada di atas, turun, berjuang lagi, berada di atas lagi, turun lagi... begitu terus berulang-ulang. Sama dengan proses memenangkan award (meskipun saya belum pernah memenangkannya, tapi kurang lebih excitementnya sudah terasa saat saya mencanangkan tujuan).
Nah... kurang lebih begitu lah rasional kenapa saya menjadi "award minded". Award buat saya sama saja dengan uang. It's not everything, but without it... you're nothing!
Secara teoritis, iklan memang sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga atau pun sangkut paut dengan award. Iklan adalah media komunikasi yang menjadi bagian dari integrated marketing communication. Fungsinya? Jelas dong... dari namanya aja udah ketahuan: komunikasi pemasaran. PEMASARAN! Perlu didefinisikan lagi?
Jadi adalah hal yang tak terbantahkan saat seseorang memberikan argumentasi "It's not creative unless it sells." (David Ogilvy)
Tapi jangan lupa, advertising sendiri merupakan sub-division dari promotion yang merupakan salah satu dari 4 unsur pemasaran (kerap disebut sebagai 4P). Banyak hal yang menjadi pendukung laku-tidaknya suatu produk. Harga, distribusi, kualitas, permintaan pasar, corporate (perusahaan yang memproduksi).... semuanya memiliki andil. Bukan cuma iklan. Hal ini lah yang membuat saya tidak merasa bangga saat salah satu produk yang saya iklan kan, mencapai sales increasement 200% within a month! Production capacity sudah digenjot sampai double, tetap tidak bisa memenuhi market demand. Karena iklan kah? Huweks... so what gitu lhow.
Di saat itu lah saya mulai mementahkan prinsip pribadi saya bahwa "award means nothing. Ternyata award bukan sekedar hadiah/bonus/reward atau apa pun sebutannya. It's about achievement. Self actualisation. Ketika semua keberhasilan dalam penjualan berhasil diraih, ada satu kekosongan yang belum terisi: dahaga berkompetisi. Tapi kan produk kita laku? Emang siapa yang menjadi pemenang di situ? Yes, the brand itself. Apa yang kita dapat? Zip. Zero. Nothing! Compliment dari client? Bonus? Kenaikan gaji? Nggak juga tuh. Kebetulan juga, saya termasuk orang yang tidak menempatkan materi di atas segalanya. Kehidupan saya terlalu indah untuk sekedar digadaikan dengan keberlebihan. Teman sejati, keluarga, dedikasi, loyalitas, kebanggaan, respektasi... adalah hal-hal yang tidak ternilai. Jangan menganggap saya adalah orang dengan idealisme tinggi. Saya malah merasa tidak ada idealisme dalam kehidupan saya. Saya cuma menjalani hidup apa adanya.
Back to award. Keinginan untuk bisa memenangkan award pun tidak menjadikan dia segalanya buat saya. Bukan berarti dengan memenangkan award saya kemudian menjadi yakin telah berada di puncak dunia (terjemahan dari "being on top of the world"). Award buat saya adalah sarana untuk mengalahkan diri sendiri. "Pemenang sejati adalah mereka yang bisa menaklukkan dirinya sendiri"... begitu kata orang. Saat ini saya sedang berusaha mengalahkan the other me. Sisi yang dulu kehilangan semangat dalam bekerja, yang menganggap award tidak bernilai, yang merasa puas dengan bisa memuaskan kebutuhan client. Sepertinya... point terakhir adalah yang paling ingin saya bantai.
Cepat merasa puas adalah sebuah antitesis dalam pencapaian award. Untuk membuat iklan award winning, puas adalah hal yang tabu. Gimana bisa puas coba... satu unsur penting dari iklan award winning adalah "keterbaruan". Dia menawarkan hal yang baru... yang beda dari iklan-iklan lainnya. Saat kita sudah mendapat ide yang menurut kita paling kuat, satu jam kemudian ide itu sudah kehilangan unsur "baru"-nya. Keyakinan pun runtuh. Nafsu untuk menghasilkan hal terbaru bangkit tergelitik. Nalar berkelana secepat kilat mencari ide baru lagi. Begitu seterusnya... tanpa henti.
"Terus, kapan selesainya?" itu mungkin pertanyaan yang timbul. Jawabannya: TIDAK AKAN PERNAH BERHENTI. Upaya untuk terus memperbaiki dan menghasilkan yang lebih baik adalah proses yang tak pernah berhenti. Teknologi yang kita nikmati sekarang adalah hasil pemikiran yang tak pernah berhenti dari para penemu. Sama halnya dengan mendaki gunung. "Ngapain capek-capek naik kalo akhirnya turun lagi!". Itu pertanyaan yang timbul dari mereka yang tak pernah mendaki gunung. Mereka tak pernah merasakan nikmatnya perjuangan mendaki puncak. Mendaki gunung itu merupakan miniatur dari proses hidup. Berjuang, berada di atas, turun, berjuang lagi, berada di atas lagi, turun lagi... begitu terus berulang-ulang. Sama dengan proses memenangkan award (meskipun saya belum pernah memenangkannya, tapi kurang lebih excitementnya sudah terasa saat saya mencanangkan tujuan).
Nah... kurang lebih begitu lah rasional kenapa saya menjadi "award minded". Award buat saya sama saja dengan uang. It's not everything, but without it... you're nothing!
Monday, December 27, 2004
Ibu Ngamuk
Jangan main-main sama Ibu! Ibu galak... galak banget! Emang sih kalau nakal kita kecil-kecilan kaya' buang sampah sembarangan, nebangin pohon, bakar-bakar hutan... dia diam aja. Tapi diamnya Ibu bukan berarti pasrah. Sesekali Ibu bisa juga ngamuk! Akibatnya dahsyat. Sekitar 12.000 nyawa melayang. Nggak tanggung-tanggung lagi, 7 negara kena getahnya!
SRI LANKA
6.000 orang meninggal!
INDIA
2.300 orang tersapu ombak yang membanjiri kota dari teluk wilayah selatan.
INDONESIA
4.400 meninggal. Korban terbesar ada di wilayah Aceh.
THAILAND
430 dikonfirmasikan meninggal, ratusan lagi masih hilang.
MALDIVES
32 tewas akibat tersapu ombak di sebuah pulau di kawasan utara dari ibukota Male.
MALAYSIA
48 almarhum dan 150 orang dikabarkan hilang.
BANGLADESH
Baru 2 orang sih yang diberitakan hilang.
Ngeri kan! Keliatannya aja emang ibu itu pasrah. Tapi sekalinya ngamuk, nggak ada tempat buat ngumpet! Makanya, baek-baek dah tuh ama si Ibu. Jaga perasaannya... hidup yang lempeng-lempeng aja. Setidaknya kalo Ibu (kalo orang bule nyebutnya Mother Earth) tiba-tiba marah tanpa sebab, kita nggak apes-apes amat.
SRI LANKA
6.000 orang meninggal!
INDIA
2.300 orang tersapu ombak yang membanjiri kota dari teluk wilayah selatan.
INDONESIA
4.400 meninggal. Korban terbesar ada di wilayah Aceh.
THAILAND
430 dikonfirmasikan meninggal, ratusan lagi masih hilang.
MALDIVES
32 tewas akibat tersapu ombak di sebuah pulau di kawasan utara dari ibukota Male.
MALAYSIA
48 almarhum dan 150 orang dikabarkan hilang.
BANGLADESH
Baru 2 orang sih yang diberitakan hilang.
Ngeri kan! Keliatannya aja emang ibu itu pasrah. Tapi sekalinya ngamuk, nggak ada tempat buat ngumpet! Makanya, baek-baek dah tuh ama si Ibu. Jaga perasaannya... hidup yang lempeng-lempeng aja. Setidaknya kalo Ibu (kalo orang bule nyebutnya Mother Earth) tiba-tiba marah tanpa sebab, kita nggak apes-apes amat.
Thursday, December 23, 2004
Do You Believe In Soulmate?
Hingga beberapa saat yang lalu, saya sangat percaya dengan yang namanya soulmate. Seseorang yang menjadi belahan jiwa, seseorang yang melengkapi hidup kita, seseorang yang membuat hidup jadi lebih "bernyawa"... yang benar-benar connected dengan alam pikiran kita.
Tapi belakangan terminologi itu (soulmate) menjadi makin absurd. Saya jadi makin bingung memisahkan mana yang bisa disebut fenomena ke-soulmate-an... mana yang merupakan insting. Kebetulan saya dianugerahi kepekaan yang sedikit lebih banyak dibanding orang lain. Tapi saya belum berani menyebutnya sixth sense karena belum sekuat itu.
So... do you believe in soul mate? What makes you think that someone is your trully soulmate? C'mon... share with us.
Tapi belakangan terminologi itu (soulmate) menjadi makin absurd. Saya jadi makin bingung memisahkan mana yang bisa disebut fenomena ke-soulmate-an... mana yang merupakan insting. Kebetulan saya dianugerahi kepekaan yang sedikit lebih banyak dibanding orang lain. Tapi saya belum berani menyebutnya sixth sense karena belum sekuat itu.
So... do you believe in soul mate? What makes you think that someone is your trully soulmate? C'mon... share with us.
Wednesday, December 22, 2004
Passionate or Corny
One thing I learn in how to create a great ad (baca: award winning ad) is passion. You just have to be passionate in producing a hell of spectacular ad. The one that can make you famous.
Actually this passion also bring a bad habit: you just don't know when to stop. There will never be enough. Once you thought the ad is done perfectly, an hour later you already bored with it. It doesn't seem as attractive as an hour ago. You then dig the field to find a better idea. It keeps going on and on and on. Same thing happened again and again. You like the idea... then you killed it.
It is true. Creativity worth our life. We sacrifice almost every thing. Our time, our energy, our social life... just to bring us to the point where we just wanted to start things all over again. That would be the moment when we cross the line from being passionate to being corny. The very thin line that is almost impossible to notice at.
Seems pathetic huh? True. Unfortunately it also the only thing that makes my life alive. It is the spirit that urge myself to do better and better. A thing that I surely believe will bring a dynamic life... boosted with enthusiasm... embraced by happines. A thing that makes this world worth to live with.
So... I don't care either I become corny instead of passionate, I just loved doing it. Does my phillosophy too dreamy for you? To be honest, I don't give a damn. Life is too short to be wasted. I want to make every second of it count.
Actually this passion also bring a bad habit: you just don't know when to stop. There will never be enough. Once you thought the ad is done perfectly, an hour later you already bored with it. It doesn't seem as attractive as an hour ago. You then dig the field to find a better idea. It keeps going on and on and on. Same thing happened again and again. You like the idea... then you killed it.
It is true. Creativity worth our life. We sacrifice almost every thing. Our time, our energy, our social life... just to bring us to the point where we just wanted to start things all over again. That would be the moment when we cross the line from being passionate to being corny. The very thin line that is almost impossible to notice at.
Seems pathetic huh? True. Unfortunately it also the only thing that makes my life alive. It is the spirit that urge myself to do better and better. A thing that I surely believe will bring a dynamic life... boosted with enthusiasm... embraced by happines. A thing that makes this world worth to live with.
So... I don't care either I become corny instead of passionate, I just loved doing it. Does my phillosophy too dreamy for you? To be honest, I don't give a damn. Life is too short to be wasted. I want to make every second of it count.
Irrational Behaviour
B@ngs@t, @njing, b@bi, m@nyet, t@ik... adalah makian2 yang biasa keluar dari mulut orang yang marah. Benar-benar luar biasa pengaruhnya kemarahan itu ya... orang yang pendiam bisa tiba-tiba mencaci-maki, orang yang sering senyum bisa jadi orang paling jahat sedunia. "Gue nggak mau lihat muka lu lagi sampe' mati!" kalimat ini bahkan bisa terucapkan.
Pernah nggak merhatiin gimana "amarah" membuat orang bertingkah irasional? Mereka bertindak di luar kebiasaan. Si Jeckyl berhasil "membunuh" Hyde. No more Mr. Nice Guy. The Two Face (musuhnya Batman) becomes One Face: The Bad Guy.
Setelah amarah itu hilang, biasanya tinggal penyesalan dan rasa malu. "Kok bisa ya gue seperti itu?". Tapi teuteup... kalo udah mau marah, hajar bleh. Ngamuk terus!
Menurut Sang Utusan... saat marah, yang menguasai pikiran kita adalah setan. Makanya dia menganjurkan kita untuk tidak berkata-kata kalo lagi marah. Diam! Meneng ae katanya Timbul Srimulat. Kemudian kita dianjurkan berwudhu. Hopefully sejuknya air wudhu bisa menenangkan bara dalam hati. But it turns out not to be that easy! Yang namanya nafsu emang paling susah diatur. Kalo udah diubun-ubun ya mana tahan.
It's difficult to control... but not impossible! Salah satu hal utama yang harus dilakukan mereka yang mendalami tasawuf adalah menjalani kematian! Kematian metafora... mati di mana manusia bisa melepaskan ketergantungan akan nafsu dan menghilangkan keinginan "pribadi". Saat "kematian" terjadi, yang tertinggal hanyalah manusia dan nur-NYA. Bahwa ayat "tidak ada kekuatan selain kekuatan-NYA" benar-benar teraplikasi dalam setiap tindakan dan pikiran. Kesadaran yang timbul kemudian adalah bahwa sesungguhnya kita tidak punya kemampuan apa-apa. Semua adalah atas kehendak-NYA. Kita teraniaya pun adalah atas kehendak-NYA. Kalau kita marah atas apa yang terjadi, maka sesungguhnya kita mengajukan complaint ke DIA. Apa kita punya hak untuk melakukan complaint ke dzat yang maha mengatur?
You have the answer, we're all have. Makanya... sing sabaaaar nggeeer... sabaaaar.
Pernah nggak merhatiin gimana "amarah" membuat orang bertingkah irasional? Mereka bertindak di luar kebiasaan. Si Jeckyl berhasil "membunuh" Hyde. No more Mr. Nice Guy. The Two Face (musuhnya Batman) becomes One Face: The Bad Guy.
Setelah amarah itu hilang, biasanya tinggal penyesalan dan rasa malu. "Kok bisa ya gue seperti itu?". Tapi teuteup... kalo udah mau marah, hajar bleh. Ngamuk terus!
Menurut Sang Utusan... saat marah, yang menguasai pikiran kita adalah setan. Makanya dia menganjurkan kita untuk tidak berkata-kata kalo lagi marah. Diam! Meneng ae katanya Timbul Srimulat. Kemudian kita dianjurkan berwudhu. Hopefully sejuknya air wudhu bisa menenangkan bara dalam hati. But it turns out not to be that easy! Yang namanya nafsu emang paling susah diatur. Kalo udah diubun-ubun ya mana tahan.
It's difficult to control... but not impossible! Salah satu hal utama yang harus dilakukan mereka yang mendalami tasawuf adalah menjalani kematian! Kematian metafora... mati di mana manusia bisa melepaskan ketergantungan akan nafsu dan menghilangkan keinginan "pribadi". Saat "kematian" terjadi, yang tertinggal hanyalah manusia dan nur-NYA. Bahwa ayat "tidak ada kekuatan selain kekuatan-NYA" benar-benar teraplikasi dalam setiap tindakan dan pikiran. Kesadaran yang timbul kemudian adalah bahwa sesungguhnya kita tidak punya kemampuan apa-apa. Semua adalah atas kehendak-NYA. Kita teraniaya pun adalah atas kehendak-NYA. Kalau kita marah atas apa yang terjadi, maka sesungguhnya kita mengajukan complaint ke DIA. Apa kita punya hak untuk melakukan complaint ke dzat yang maha mengatur?
You have the answer, we're all have. Makanya... sing sabaaaar nggeeer... sabaaaar.
Monday, December 20, 2004
Misteri Wanita
Tuhan menciptakan mahluk yang begitu kompleks dan sangat sulit dimengerti. Mahluk ini disebut wanita. Di usia 33; usia kedewasaan menurut orang-orang; saya masih tidak bisa memahami wanita. Di balik keindahan, kelembutan dan daya-tariknya yang begitu memikat... wanita menyimpan misteri dengan triliunan makna yang tidak tampak di permukaan.
Saat dia terlihat tegar... sebenarnya rapuh
Saat dia menangis... dia bahagia
Saat dia tidak peduli... itu karena tak ingin hanyut
Saat dia bahagia... untuk menutupi perih
Tidak semua wanita memang seperti itu. Tapi kebanyakan wanita yang pernah saya temui dalam hidup adalah ya yang begitu itu. Anehnya, misteri itu lah yang justru menjadikan mereka... obyek yang begitu menarik dan tidak membosankan untuk dijelajahi. Setiap temuan-temuan atau jawaban atas misteri yang terkuak seakan menjadi candu. Membuat ketagihan. Setiap hari adalah hari baru. Tak pernah ada kata bosan. Saya pikir daya tarik tersebut merupakan penjelasan bahwa laki-laki diciptakan Tuhan sebagai produk percobaan. Trial and error. Dari laki-laki Tuhan belajar banyak hingga kemudian menciptakan mahluk yang lebih sempurna: wanita.
Saat dia terlihat tegar... sebenarnya rapuh
Saat dia menangis... dia bahagia
Saat dia tidak peduli... itu karena tak ingin hanyut
Saat dia bahagia... untuk menutupi perih
Tidak semua wanita memang seperti itu. Tapi kebanyakan wanita yang pernah saya temui dalam hidup adalah ya yang begitu itu. Anehnya, misteri itu lah yang justru menjadikan mereka... obyek yang begitu menarik dan tidak membosankan untuk dijelajahi. Setiap temuan-temuan atau jawaban atas misteri yang terkuak seakan menjadi candu. Membuat ketagihan. Setiap hari adalah hari baru. Tak pernah ada kata bosan. Saya pikir daya tarik tersebut merupakan penjelasan bahwa laki-laki diciptakan Tuhan sebagai produk percobaan. Trial and error. Dari laki-laki Tuhan belajar banyak hingga kemudian menciptakan mahluk yang lebih sempurna: wanita.
PeTir Basi
Sebuah acara dengan konsep "The Real Mega-reality Drama" yang berakhir anti klimaks!. Malam Grand Final keliatan banget nggak siapnya panitia. Masa' sambil nunggu hasil polling sms pemirsa, games "meja hidup atau mati" dimainkan. Kalau di games itu Yohan yang menang, apa gunanya pemirsa disuruh SMS? Karena skor berarti 2-0 untuk Yohan. Ratusan ribu SMS bernilai ratusan juta rupiah terbuang sia-sia! Nggak habis pikir, untuk acara besar semacam ini kok nggak ada perencanaan matang sebelumnya.
Kemenangan Yohan bukan lah kemenangan mutlak. Sejak awal dia sudah menggembar-gemborkan bahwa dia akan menggunakan hasil dari penjualan rumah senilai 1 miliar rupiah untuk membantu Mbak Surastilah. Ini lumayan menarik dukungan dari pemirsa. Terbukti dari 3 minggu terakhir dia mendapat dukungan SMS paling banyak. Dia juga berkomitmen untuk membantu anaknya Indri... nggak tauk bantu apaan. Tapi yang jelas Indri mendukung sepenuhnya kemenangan Yohan (saat vote dari peserta yang sudah terekstradisi); orang yang telah mengekstradisi dia.
Sebenernya nggak salah kalau Yohan mendedikasikan kemenangannya untuk membantu orang-orang. Tapi itu malah menghilangkan semangat kompetisi dari acara ini sendiri. Surprising elementnya jadi lemah. Sangat merugikan untuk kelangsungan acara ini nantinya. Padahal dari awal dipromosiin, gw udah merasa ada sesuatu yang luar biasa dari acara ini. Dapat rumah senilai 1 miliar rupiah GRATIS! Ekstradisi di tiap minggu juga selalu menimbulkan kejutan (kecuali Mahdi ama Yohan... udah ketahuan bakal saling menolong). Overall acara ini lumayan menghibur. Sampai di malam Grand Final. Saking banyaknya unsur ketegangan yang ingin dibangung (vote ex-penghuni, games & sms permirsa), acara ini malah kehilangan greget. Bikin gw males aja untuk ngikutin Petir-2. Huh!!!!
Kemenangan Yohan bukan lah kemenangan mutlak. Sejak awal dia sudah menggembar-gemborkan bahwa dia akan menggunakan hasil dari penjualan rumah senilai 1 miliar rupiah untuk membantu Mbak Surastilah. Ini lumayan menarik dukungan dari pemirsa. Terbukti dari 3 minggu terakhir dia mendapat dukungan SMS paling banyak. Dia juga berkomitmen untuk membantu anaknya Indri... nggak tauk bantu apaan. Tapi yang jelas Indri mendukung sepenuhnya kemenangan Yohan (saat vote dari peserta yang sudah terekstradisi); orang yang telah mengekstradisi dia.
Sebenernya nggak salah kalau Yohan mendedikasikan kemenangannya untuk membantu orang-orang. Tapi itu malah menghilangkan semangat kompetisi dari acara ini sendiri. Surprising elementnya jadi lemah. Sangat merugikan untuk kelangsungan acara ini nantinya. Padahal dari awal dipromosiin, gw udah merasa ada sesuatu yang luar biasa dari acara ini. Dapat rumah senilai 1 miliar rupiah GRATIS! Ekstradisi di tiap minggu juga selalu menimbulkan kejutan (kecuali Mahdi ama Yohan... udah ketahuan bakal saling menolong). Overall acara ini lumayan menghibur. Sampai di malam Grand Final. Saking banyaknya unsur ketegangan yang ingin dibangung (vote ex-penghuni, games & sms permirsa), acara ini malah kehilangan greget. Bikin gw males aja untuk ngikutin Petir-2. Huh!!!!
Friday, December 17, 2004
Nge-MILIS yuuuuk
Kalau keajaiban dunia tidak harus menuntut keberadaan wujud fisik yang nyata, milis (mailing list) kaya'nya harus dimasukkan sebagai keajaiban dunia ke-delapan. It's so amazing how people that lives in different places can be united in a virtual group.
Berikut adalah milis-milis yang buat saya sih, cukup bermanfaat. Topiknya macem-macem. Berminat? Tinggal gabung. Gampang kan.
Creative Circle Indonesia
Diawali dari inisiatif beberapa tokoh senior periklanan untuk mendirikan organisasi nirlaba. Tujuannya sederhana. Meningkatkan kualitas periklanan Indonesia! Milis ini lumayan berfungsi untuk menarik minat banyak orang untuk mengetahui CCI lebih jauh. Hopefully akan ada yang tertarik dan mau berperanserta dalam kegiatan-kegiatan yang diadain CCI.
The Copymakers
Ini milisnya para copywriter. Penggagasnya Nadya dan Dewo (cowok... bukan cewek, gw ketepu juga tuh huahahaha). Sampe sekarang belum jelas misinya The Copymakers ini mau bikin apa. Sempet ngebahas hal-hal yang cukup serius, tapi lebih sering dipake buat becandaan.... bahkan chatting. But above it all, it's fun being member of this 'milis'.
Fisip UI Angkatan '90
Hahahaha... ternyata saya sudah cukup berumur (baca: tua, Red.).
I always miss the gool old day. Spending most of my first 2 years in campus at E-101 (kelas terbesar saat itu yang jadi tempat diadakannya MKDU - Mata Kuliah Dasar Umum dan MKWF - Mata Kuliah Wajib Fakultas). Nggak akan pernah terlupakan saat mahasiswa/mahasiswi baru yang masih culun berebutan mencium bendera berlogo Makara UI berwarna jingga di hari terakhir Ospek. Maunya sih bisa tetap keep in touch setidaknya lewat milis. Tapi ternyata aktivisnya ya yang itu-itu juga. Hahahaha...
Mahakam Sixers - Class of Year 1990
Masa di mana saya bermetamorfosis. Dari seorang bocah menjadi seorang remaja. 3 tahun yang akan selalu terukir dalam prasasti ingatan (ta'elah... bahasanya huehuehue). Kraaash (geng anak kelas II A1-1), SOD Six Or Die - gerombolan anak metal dari SMAN 6... adalah komunitas-komunitas sederhana (kalau nggak mau dibilang norak hehehehe) dengan ikatan yang sangat kuat. Perapatan Mahakam-Bulungan... saksi bisu ritual tawuran antara murid SMAN 6 dan SMAN 70.
Alumni SMAN 6 Jakarta - Semua Angkatan
Milis ini dibentuk berkaitan dengan adanya Reuni Akbar 50 Tahun SMU 6 tanggal 12 Oktober 2002 di JHCC. Suatu moment yang sangat penting dalam hidup saya karena saya mendapat suatu pengalaman yang sangat berkesan. Di situ juga saya mendapatkan anugerah terindah dalam kehidupan ini. Terima kasih sudah memberikan 1 tahun 3 bulan penuh kebahagiaan. Every little thing is like magic (meminjam istilah dari lagunya The Police - Every Little Thing She Does Is Magic).
Bunga Matahari
Lagi bosen, penat, cape', bete? Baca-baca puisi di milis ini lumayan menghibur. Cukup banyak perbendaharaan kosakata yang jarang dipakai orang, muncul di sini.
Copy & Concept
Copy n Concept adalah ajang diskusi dan tukar informasi tentang penulisan naskah iklan (copywriting) dan penggarapan sebuah konsep acara/program/produksi TV dan Radio.
Milis ini adalah milis tertutup. Khusus untuk Anda, para praktisi dan pemerhati Advertising, Production House, TV Production (TV Station), dan Radio Station.
Dari diskusi dan tukar info ini diharapkan dapat meningkatkan power of creativity, variety and quality, serta menjembatani pertentangan pemikiran, termasuk dengan partner kerja di luar penulisan (seperti dengan Art Director, bagi Copywriter).
(Dikutip langsung dari opening greetings milis Copy & Concept)
Iklan Jakarta
Milis KOMUNITAS PRAKTISI IKLAN JAKARTA yang diinisiasi oleh Pengda PPPI Jakarta ini bersifat terbuka untuk semua pekerja iklan di Jakarta di segala aspek. Dari pemilik sampai pekerja iklan di bidang client service, creative, media, production, dan lain sebagainya -- tanpa terkecuali. Termasuk para pemerhati iklan dari berbagai kalangan maupun para mahasiswa yang tengah menekuni studi periklanan maupun yang berminat berprofesi di industri periklanan.
(Dikutip langsung dari opening greetings milis Iklan Jakarta)
Sufi Islam
I learned lots of things from this mailing list. Dari hasil kajian di milis ini dan dari diskusi dengan teman-teman dekat, saya beruntung bisa merasakan keindahan pengembaraan sisi lain dari dunia religi.
Tasauf Hikmah
Tasuf Hikmah merupakan sebuah pendekatan sufistis-psikologis yang menekankan agar seorang mempelajari syari'ah sebelum ia mempelajari tasauf.
Hikmah disini merupakan suatu hal yang dicari karena merupakan ilmu yang tertinggi. Hikmah hanya bisa didapat ketika seseorang telah mendapat ridha dari Allah karena hikmah itu hanya datang dari Allah saja. Untuk mencari ridha Allah maka kita memakai aturan Allah.
Semoga hati kita dibersihkan, diri kita disucikan, amal kita dimudahkan, ridha Allah menjadi milik kita semua, ya semua karena kita semua adalah saudara.
Aamin.
(Dikutip langsung dari opening greetings milis Tasauf Hikmah)
Anak Polim
Milis bagi gerombolan-gerombolan yang pernah bermarkas di
Jl. Panglima Polim V No.3. Kedekatan kami begitu mengikat. Ada masa di mana tidak satu hari pun lewat tanpa kebersamaan. The best friends ever.
And last but not least...
Gamjor
Sebuah milis bahagia (begitu istilah yang digunakan para penghuninya) yang mampu meredam segala kekesalan dan kepenatan dalam hidup. Sejak April 2004 saya sudah tidak mengakses lagi e-mail2 dari milis ini. Tapi status sebagai moderator tidak akan saya lepaskan hehehehe...
Karena alasan ketidaktersebarluasan, headingnya tidak saya link ke milis bahagia. Nggak enak sama foundernya.
Ada beberapa milis (sedikit kok) yang tidak tercantum. Sebagian besar adalah milis-milis kantor di mana saya pernah bekerja (Chuo Senko, The First Edition & Hotline).
Demikianlah... mungkin dari daftar milis2 yang tertera membuat Anda bertanya-tanya, orang seperti apa saya? Mengapa ada milis-milis yang kontradiktif? Sejujurnya saya tidak bisa menjawab. Saya cuma menjalankan sesuai keinginan di dalam. Karena sesungguhnya saya tidak punya kuasa atas apa pun yang saya lakukan dalam hidup ini.
Happy milis-ing tereman-tereman!
Tuesday, December 14, 2004
Creative Leaps - The book you must have!
Ini buku gila banget. Semua orang2 yang bekerja di industri periklanan (agency & client) harus baca buku ini! Jangan tertipu ama judulnya. Kesannya buku untuk orang creative ya? Padahal isi buku ini penting banget buat client service, media dan client.
One Word Brief
Ini salah satu chapter kesenangan gw. Hoy para mahluk2 berbaju necis dalam agency, lu semua kudu baca!!! Biar tauk brief yang proper tuh gimana. Sori kalo agak keras, habis gw cape. Sering banget ketemu client service yang lebih berfungsi sebagai client's servant. Client brief nggak diolah dulu, tapi langsung dijadiin creative brief. Halloooo... which side of earth are you living in? Kondisi ini menyebabkan banyaknya Account Director yang keahliannya cuma maintain/entertain client. Gila kali. But that's the fact. Gw sih bukannya mencari kambing hitam. Gw sendiri juga sering menghasilkan creative output yang kurang stand out. But you know why? Simply because I have to spent most of my time trying to find "what to say" which is not supposed to be my main job!
Make Lovemark, not trademark
Hari gini, iklan gak cukup dengan jadi ngetop... jadi bahan pembicaraan semua orang. Tapi iklan harus jadi trend-setting! Be different! Itu kuncinya. Get out from the cluttered. Make an advertisement that will be loved by people. Once stick to their heart, you'll win the market. Everyone is impulsive buyer. We tend to buy things that we like/love instead of need. Asik kan... hehehehe...
Well... sebenernya masih banyak ilmu-ilmu lain yang bisa didapat. Tapi mending baca ndiri deh. Seru banget bacanya. Have a pleasant reading then...
22 Irrefutable Laws of Advertising
Gilaaaa akhirnya kelar juga bacanya. 6 bulan 1 minggu! Hehehehe... gw emang kalo baca buku berbahasa Inggris nggak bisa cepet. Harus bener2 mengerti ama topik yg dibahas. Kalo nggak, ya gw ulang2 terus ampe ngerti. Selain itu gw juga nyambi baca buku lainnya :D ancur yak. But it's fun. Saat bosen dg satu bacaan gw baca yg lain dulu sebentaran. Refreshing aja.
So...
Satu sisi penting yang gw tarik dari 22 penulis itu adalah passion mereka dalam dunia kerja. Semua hukum dihasilkan dari pengalaman yang didapat dari kehidupan sehari-hari. Bisa dibilang kalo semua orang bisa bikin hukum mengenai iklan. Pelajari aja pola berpikir kita, temukan apa yang paling menarik buat kita, gimana cara kita menyeleseikan permasalahan... itu bisa jadi hukum. Setidaknya buat kita sendiri.
Tapi permasalahannya memang nggak sedangkal itu. Untuk bisa bikin hukum yang "tak terbantahkan" (irrefutable) kita harus bener-bener ngerti dulu semua seluk beluk proses berpikir kreatif. Itu cuma bisa didapat dari ketekunan dan kerja keras. Satu hal yang selama ini selalu gw abaikan. Kenapa? Karena gw cepat puas. Saat bisa menjawab suatu permasalahan, gw merasa itu sudah cukup. Padahal kreatifitas adalah infinity. Tak terbatas. Gw selalu memberikan justifikasi "Kalo diikutin, nggak habis-habis dong.." hehehehe... what a cliche huh?.
Well... setidaknya nilai 250 ribu perak yang gw keluarkan gak sia-sia. Semoga gw bisa terus mempertahankan passion gw dalam bekerja. Gw masih menyimpan cita-cita untuk menang di Cannes/Clio/AdFest/AD&D. "Doakan saya ya..." (diucapkan seperti intonasi peserta Takeshi Castle).
Pengen Ngeband Hiks Hiks...
Awalnya gara2 gw benerin sound processornya Dave, SE-50. Selanjutnya nggak pernah satu hari pun lewat tanpa gw mainin gitar gw yang usianya udah 16 tahun. Gw jg melakukan eksplorasi karakter2 sound dari gitaris2/band2 yg cukup gw hafal lagunya. Beberapa karakter sound yang gw suka adalah: Eddie Van Halen, The Edge (U2), Paul Gilbert (Mr. Big), Kirk Hammet (Metallica), Steve Ray Vaughn, Alex Lifeson (Rush) & Darryl Stuermer.
Back to gitaran.
Gak tauk ya... saat memainkan gitar, gw merasa seluruh jiwa gue masuk dan berkelana dalam setiap nada-nada yang keluar. Kalo kata Wawan (tetangga yg tiap malem nongkrong di depan rumah), bermain gitar adalah cara gw bermeditasi. He got the point though. Setiap bagian dari bermain gitar laksana ritual religius buat gw. How hard you stroke the pick to the string, how far the string bended, how long the over-drive sustained, when to push the wah pedal and when to pull... semua punya makna dan arti penting.
Nah... setelah beberapa hari bermain sendirian (masturbasi) tiba-tiba gw merasa ada dorongan dalam diri gw. Dorongan untuk bermain gitar di atas panggung. Bukan jadi pujaan publik, tp jadi penghibur. Gw rindu perasaan saat deg-degan mau naik panggung. Gw rindu kebahagiaan saat orang terhibur dengan permainan gw. Gw tergila-gila dengan emosi yang terbangun antar pemain. Gimana kita bisa tahu perasaan pemain lain cukup dengan menghayati permainan dia. It's like making love. Kita mulai bareng, "naik" sama-sama, mencapai klimaks bersamaan, kemudian semua perasaan mutual kita (sedih, bahagia, kecemasan, kegilaan) lebur jadi satu... mengalir ke arah satu muara... terlepas di samudera kepuasan saat penonton tepuk tangan di akhir lagu.
GUE KANGEN NGE-BAND!!!!!!
Back to gitaran.
Gak tauk ya... saat memainkan gitar, gw merasa seluruh jiwa gue masuk dan berkelana dalam setiap nada-nada yang keluar. Kalo kata Wawan (tetangga yg tiap malem nongkrong di depan rumah), bermain gitar adalah cara gw bermeditasi. He got the point though. Setiap bagian dari bermain gitar laksana ritual religius buat gw. How hard you stroke the pick to the string, how far the string bended, how long the over-drive sustained, when to push the wah pedal and when to pull... semua punya makna dan arti penting.
Nah... setelah beberapa hari bermain sendirian (masturbasi) tiba-tiba gw merasa ada dorongan dalam diri gw. Dorongan untuk bermain gitar di atas panggung. Bukan jadi pujaan publik, tp jadi penghibur. Gw rindu perasaan saat deg-degan mau naik panggung. Gw rindu kebahagiaan saat orang terhibur dengan permainan gw. Gw tergila-gila dengan emosi yang terbangun antar pemain. Gimana kita bisa tahu perasaan pemain lain cukup dengan menghayati permainan dia. It's like making love. Kita mulai bareng, "naik" sama-sama, mencapai klimaks bersamaan, kemudian semua perasaan mutual kita (sedih, bahagia, kecemasan, kegilaan) lebur jadi satu... mengalir ke arah satu muara... terlepas di samudera kepuasan saat penonton tepuk tangan di akhir lagu.
GUE KANGEN NGE-BAND!!!!!!
Monday, December 13, 2004
Mentari
mentari
berjalan tak tahu ke mana
setapak demi setapak
hadirkan wujudnya nan indah
namun hampa terasa
meraba mencari pijak
pasti kah aku di sini?
dan hati terus bertanya... ini kah jalanku?
mentari hilang
menyisakan sejuta tanya, mengapa
mentari hilang
merenggut cinta kasih dunia
hingga tiba saat nanti
nalar dan hati bertentangan
coba hidupkan yang tersisa
Friday, December 10, 2004
Cannes or Can't
"Can you tame the Lion?"
Sebelum berangkat, pikiran yang gue punya adalah "Ah... paling acara biasa. Ketemu-ketemu temen... cari-cari kerjaan baru... terus nonton pemenang (yang notabene juga udah bisa dilihat di websitenya Cannes Lions)". Well... more or less lah. Tapi ada satu hal yang bisa gw garis bawahi. Yaitu saat seorang pembicara (bule; gw lupa namanya) sharing pengalaman dia. Menurut dia kondisi yang kita hadapi di sini, nggak beda jauh dengan kondisi di negara lain.
Gue jadi teringat dengan beberapa referensi yang gw dapat. Michael Newman dalam buku Creative Leapsnya bilang, dia ngebagi kerjaan dalam 2 jenis: Cannes or Can't. Maksudnya jelas lah hay. Dalam diskusi "Why Thai" yang merupakan rangkaian program AdDone juga si pembuat iklan Sokken bilang "I don't have the answer" saat ditanya gimana caranya ngejual ide keren supaya bisa dibeli sama client. Pada sebuah obrolan ringan di bulan puasa, pemilik agency Astana (dia juga pernah menang award international) bilang... "Gampang kok kalau mau menang award".
Kalo diliat-liat kok ya buntut2nya semua permasalahan kembali pada satu muara: us, ourself. Bisa nggaknya kita menang di Cannes, Clio, One Show, Adfest ya tergantung kita. Bahwa hambatan terbesar kita untuk menang adalah karena kita belum mampu mengalahkan diri sendiri. I'm my own enemy. Sebelum bisa mengalahkan hal lain, kita harus bisa mengalahkan diri sendiri terlebih dahulu. Harus bisa melawan rasa cepat puas, menentang rasa takut untuk berbeda, mematikan kekhawatiran akan kegagalan.
"Creative people did silly mistakes oftenly" gitu kata si bule di acara tadi. We believe that but yet we still have less courage to be different nor to make mistakes. We are so afraid to be perceived as stupid person. Mental kita cenderung mencari jalan tengah. Jalan kompromi. Jalan yang bisa diterima oleh semua pihak. Padahal di situ letak kesalahan terbesar. Being outstanding means getting at the edge and to push as far as possible. Getting at a certain point where the choice is success or failure. There's no such "so so" condition.
Therefore the question should be change into "Do we dare to tame the Lion or not?". It is simply a matter of courage and strong will. Not capability. So let's buckle up and get our stuff to tame the Lion. It's now or never!
Hening
hening 1
========
hening...
temani aku malam ini
lewati waktu yang berjalan terlalu lama
isi jiwaku dengan ruh mu
karena aku takut sendiri
tolong usir sepiku
karena hampa ini terlalu tajam
hening... bisikkan padanya
saat ini aku butuh dia
hening 2
========
hening
bantu aku
teriakkan satu nama
yang selalu datang
dalam tidurku, sadarku, gerakku, diamku, anganku, nyataku
satu nama yang sangat sederhana
terangkai dari empat abjad indah
menyatu dalam asa
tersimpan dalam diam
Friday, December 03, 2004
Sudah Dua Hari
dua hari sudah
aku tak melihatmu
mencium wangi parfummu
membelai lembut rambutmu
dua hari sudah
kita tak saling menatap
berbagi senyum
atau bertukar rasa
dua hari sudah
kupendam asa
untuk bisa
terus memelukmu
dua hari sudah
hariku berjalan lambat
menapak detik demi detik
tertatih letih
dua hari sudah
tapi mengapa
terasa
sudah terlalu lama?
Separated
di sini sendiri
entah berapa yang hadir
namun semua semu
hanya bayang berlalu
di sana juga sendiri
entah… apa yang terlintas
dalam benak dan khayal
penuh mimpi dan angan
aaah… andai saja aku bisa terus di sana
menemani setiap kepak sayapmu
mengisi tiap detik mimpimu
memenuhi wadah hidupmu
menghilangkan dahaga perihmu
menghapus legam pedihmu
dan…
tak perlu lagi susah ini
tak ada lagi duka ini
tak mesti lagi sedih ini
maka,
ijinkan aku untuk tetap mencintaimu
cukuplah…
berikan aku satu senyum saja
bahwa kau juga bahagia
dengan tetap mencintai aku
selamanya…
Mourning Morning
selamat pagi dunia
kenapa kau berduka
dimana mentari?
yang biasa hangatkan pagi
kemana lembayung?
yang kerap bersenandung
apakah kau juga rasakan
duri duka hatiku?