Pages

Wednesday, April 27, 2005

Handle With Care!



Woman. Dealing with this creature is just like riding a roller coaster with our eyes blinded. You don't know when to go up or to go through a 360 degree loop. Everythings are nothing but surprises.

Looking at my age; which is almost 30 (you who actually knew my age, just shut your mouth up!); I still can't understand woman completely. There always be something that I do wrong. Though I try to think and think again when I'm about to make my decission, there always a possibility that I go to the wrong way.

It's not enough if you just have a strong feeling for woman. You should be able to express it in many ways as well to make them realize what you feel about her. On the other hand, while trying to express your feeling, you should consider about her feeling too. You definitely should know what you're gonna say, the right time to say it, how to say it and where to say it. It almost as complicated as creating a full year strategy of campaign. Qeqeqeqeqe.

Communication. That's the key. But yet not many of us realize that communicating with woman is not as easy as communicating with man. Men tend to be frankly speaking. We speak out what's inside our mind. Well.. some women are like that too. But mostly not. Thus... women usually react using their feeling first then their logic.

Never take things for granted! Silly thing for men can be a huge thing to women. This is the critical point when men usually goes to the opposite direction from women; a point where women used to say, "Kalo dibilangin itu denger kenapa sih? Kok aku nggak pernah dianggap."

So dude, just pay more attention with what your lady showed you. Why? Simply because they loved to be paid attention at. If possible, women need us to understand them without them saying what they need/want. When it comes to us? Never do the same thing! If you love them, say it. Show it. Announce it. Women have to be treated special (though men sometimes doing it un-honestly qeqeqeqe).

Women. Can't live with them, can't live without them.


This is the longest post I wrote in English.

Tuesday, April 26, 2005

Jangan Sembarang Sentuh

a nice poem by Ani Sinam, very deep

jangan sembarang sentuh
kalau kau tak ingin melepuh
sekali disentuh
kau akan lumpuh
terkecoh oleh kupu-kupu di langit ke tujuh
kau pasti akan jatuh
berkubang air mata keruh
sekali lagi ku suruh
jangan sembarang sentuh
perasaan itu sesuatu yang rapuh

True Love, Soul Mate, The Right Man/Woman

Eh, percaya soul mate gak sih?
Apa iya kalo yang namanya soul mate itu pasti true love kita?
Apakah orang yang menghabiskan hidup bersama kita itu pasti true love dan juga soul mate?
Do you really think you can get connected with your soul mate?
If your true love end, does he/she no longer become your soul mate?
Can you find soul mate when you (think you) already find your true love?
etc.. etc.. etc...

Wednesday, April 20, 2005

Cinta Sejati? Apaan Tuh?

Cinta sejati
Tak akan pernah mati


Gitu katanya Ari Laso. Tapi bener nggak sih, saat menyangkut hubungan interpersonal antara 2 pihak, cinta sejati itu bisa terbangun? Ataukah cinta sejati merupakan cinta pada diri sendiri? Karena kita cenderung untuk lebih mencintai diri sendiri ketimbang orang lain. Bukan begitu bukan?


PS
Cinta pada anak dan orang tua nggak masuk koridor pembahasan Cinta Sejati.

Monday, April 18, 2005

Through The Line

Bertempat di TBWA, Sabtu 16 April 2005 kemarin, sekelompok manusia mengadakan workshop kecil-kecilan. Acara yg dimulai pukul 10:00 itu berjalan cukup seru dan berakhir sekitar pukul 15:00 (kurang lebih lah). Untuk temen-temen yg gak sempet datang, berikut hasil penangkapan saya. Nggak detail sih karena saya tidak mencatat dan belum sempat meng-copy materi presentasinya Glenn yang luar biasa ciamik pollnya itu. Sekedar preliminary sharing aja kali ye....


through the line

istilah ini muncul mengingat keterbatasan konvensional media yang dianggap sudah kurang efisien atau bahkan mandul dalam upaya menjangkau konsumen.
pertimbangan lainnya adalah karena semakin tidak "gw banget"nya iklan2 yg muncul dalam media konvensional (kurang insightful).
dalam ttl, bukan hanya wts dan hts sj yg berperan. ada pula where to say it dan when to say it.
pada dasarnya ttl ini muncul sebagai upaya pembentukan bounding antara brand dg konsumennya.
itu sebabnya dlm ttl sangat penting utk mengetahui pola hidup ta (target audience) yg diberi istilah consumer's journey (cj).
cj ini merupakan aktifitas sehari2 dari ta, mulai bangun tidur sampai tidur lagi.
dalam aktifitasnya, ta bisa mendapat media exposure dari beragam media (termasuk salah satunya adalah ambient). media2 yg memungkinkan terjadinya interaksi antara brand dg konsumen itu disebut point of contact.
karena mengutamakan interaksi, maka ada 2 hal yang penting diperhatikan dalam ttl: intensitas dan interplay.
intensitas adalah seberapa seringnya brand bisa menyapa konsumen.
interplay adalah kombinasi dari point of contact secara efektif dan efisien.

balik2 lagi, ini adalah semacam tool saja. senjata utamanya tetap idea. yg tadinya kita cuma bisa menusuk lurus dg menggunakan pedang, sekarang bisa diayun diagonal, tegak lurus, horisontal, dll.

kalo merunut dari teori dasar komunikasi, ttl adalah salah satu upaya dari sender agar messagenya bisa diterima dg baik oleh recipientnya.
dalam realitasnya, banyak sekali noise2 yg tercipta dalam media penyampaian pesan. banyak cara utk mengatasinya (memperbanyak frekwensi atau memperbesar amplitudo). nah... apa metodologi yang paling tepat utk brand/product yg anda iklankan? kembali lagi kepada objective dari campaign dan ta-nya. pintar2 bermain lah.


PS
Tulisan ini jg saya post di milis thecopymakers.

Thursday, April 14, 2005

The Peanuts Philosophy

THE "PEANUTS" PHILOSOPHY
by Charles Schultz

The following is the philosophy of Charles Schultz, the creator
of the "Peanuts" comic strip. You don't have to actually answer
the questions. Just read the e-mail straight through and you'll
get the point.


1. Name the five wealthiest people in the world.
2. Name the last five Heisman trophy winners.
3. Name the last five winners of the Miss America contest.
4. Name ten people who have won the Nobel or Pulitzer Prize.
5. Name the last half dozen Academy Award winners for best actor
and actress.
6. Name the last decade's worth of World Series winners.

How did you do?

The point is none of us remember the headliners of yesterday.
These are no second-rate achievers. They are the best in their
fields. But the applause dies. Awards tarnish. Achievements are
forgotten. Accolades and certificates are buried with their owners.

Here's another quiz. See how you do on this one.


1. List a few teachers who aided your journey through school…..
2. Name three friends who have helped you through a difficult
time.
3. Name five people who have taught you something worthwhile…..
4. Think of a few people who have made you feel appreciated and
special.
5. Think of five people you enjoy spending time with.
6. Name half a dozen heroes whose stories have inspired you.

Easier?

The lesson is:

The people who make a difference in your life are not the ones
with the most credentials, the most money, or the most awards.
They are the ones that care.

(Charles Schultz)



Di-copy-paste dari postingan DJ-Oko di blognya. Very touchy.

Friday, April 08, 2005

Sesuatu Itu...

Katanya...
Kamu sudah menemukan sesuatu itu
Sesuatu yang membuat segalanya jadi lengkap
Sesuatu yang menjadikan hari kamu lebih ceria
Sesuatu yang mengisi kekosongan kamu
Sesuatu yang membuat kamu lebih bermakna
Sesuatu yang mengurangi beban-beban kamu

Tapi...
Selalu saja ada perasaan
Kamu masih belum puas
Kamu masih belum merasa cukup
Kamu masih merasa tak sempurna
Kamu masih merasakan pedih itu
Kamu masih mencari udara baru
Kamu masih menganggap sesuatu yang bukan milikmu...
...adalah yang terbaik

Andai...
Kamu mau membuka mata dan melihat
Begitu banyak yang menginginkanmu
Begitu banyak yang ingin menjadi dirimu
Begitu banyak yang iri pada kamu
Begitu banyak yang memujamu
Begitu banyak yang mengandalkanmu

Maka...
Kamu akan merasakan
Semua jadi lebih sempurna
Semua jadi lebih lengkap
Semua jadi lebih membahagiakan
Semua jadi lebih terisi
Semua jadi lebih ringan
Semua jadi memuaskan
Semua jadi cukup
Semua...
...adalah milikmu


Grey, dalam cubical tercinta
8 April 2005, 13:00
Untuk sesuatu yang pernah mengisi hari-hariku dengan hanya kebahagiaan dan kebahagiaan semata.



Dimuat juga dalam bucin.multiply.com

Thursday, April 07, 2005

The Beginning: Diki - Chapter 1

Hari pertama Diki ngambil S2 di Grey.
Semoga bisa membawa manfaat dan barokah buat semuanya.
Qeqeqeqeqe....

Nambah 1 lagi Batak di kantor.

Monday, April 04, 2005

Tahimology

(Atas permintaan khalayak umum, imagenya tidak dimunculkan. buat yg masih penasaran, nih addressnya http://javantiger.or.id/pub/bukti-kotoran-2.jpg).


Tahi a.k.a. tokai, taik, feses dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta terbitan PN Balai Pustaka tahun 1983 diterjemahkan sebagai berikut:
(1) ampas makanan dari dalam perut yang keluar dari dubur.
(2) berbagai-bagai kotoran, endap-endap atau barang apa yang dianggap sebagai ampas.

Secara umum tahi digambarkan sebagai hal yang najis, kotor dan tidak bermanfaat. Jika disandangkan dengan kata benda lainnya, dia bisa memiliki makna berbeda. Misalnya tahi hidung: upil, tahi kayu: sisa serbuk kayu. Tapi ada istilah yang juga menggabungkan kata tahi dengan nama binatang, tapi memiliki makna yang bukan negatif: Tahi Lalat! Ada di badan semua orang (ada yg gak punya tahi lalat?).

Ada lagi yang namanya tahi macan. Sebuah paduan kata yang biasanya mengekor pada satu kata kerja "buang". Buang Tahi Macan. Artinya apa? Qeqeqeqe... silakan tanya pada teman-teman pria. Buat yang belum tahu seperti apa bentuknya tahi macan itu, lihat aja gambar di atas. Itu asli, tahi-nya macan. Bentuknya nggak bagus, tapi aktifitasnya (buang tahi macan) banyak yang menyenangi.

Cukup sudah bermain-main dengan makna konotatif maupun denotatif. Sekarang mari kita coba menganalisa lebih dalam dan mempelajari makna serta hakikat tahi. Ternyata tahi punya peranan penting dalam rantai makanan. Hewan makan dari tumbuhan. Makanan diolah dan ampasnya menjadi tahi. Tahi hewan tersebut kemudian diproses menjadi pupuk kompos yang berfungsi untuk menyuburkan tanaman. Tanpa tahi, manusia harus menempuh proses yang lebih panjang untuk membuat pupuk humus.

Jadi ternyata tahi juga punya sisi positif yang seharusnya mendapatkan porsi berimbang dalam penciptaan citranya dalam kehidupan. Sayangnya nilai positif tersebut tertutup oleh paradigma dari nenek moyang kita yang sejak jaman dahulu kala mengajarkan bahwa tahi = jorok.

Sisi positif lain dari tahi adalah saat kata tersebut digunakan secara makna konotatif untuk mengungkapkan perasaan. Bisa perasaan negatif bisa juga perasaan positif. Pernahkan Anda merasa begitu bahagia mendengar lawakan garing salah seorang teman sehingga kata "Taik lu!" keluar dari mulut di sela-sela tertawa Anda? Dalam konteks ini, kata tahi berubah makna menjadi semacam pujian.

Melihat probabilitas yang seimbang antara pemaknaan kata tahi dalam kehidupan, tidak ada salahnya kita mencoba suatu metode baru: berpikir positif. Saat orang lain berteriak pada kita "Taik lu!" dengan intonasi apa pun, kita mencoba menerimanya sebagai pujian. Bahwa orang tersebut kagum dan iri dengan kelebihan yang ada pada diri kita. Dalam etika pergaulan, saat seseorang memberikan pujian maka sebaiknya kita membalas dengan ucapan "Terima kasih". Terapkanlah metode berpikir positif seperti itu maka kehidupan akan lebih damai.


Grey Worldwide, Selasa 5 April 2005, pukul 2:27.

Saturday, April 02, 2005

Ada Yang Rumputnya Goyang-Goyang?



Hidup memang penuh pilihan. Bahkan sebenarnya... pilihan itu adalah esensi dari kehidupan. Mau memilih untuk terus hidup atau tidak? Mau jadi bener apa ngawur? Mau insaf apa nggak?

Semuanya pilihan. Untuk bangun dari tidur aja; yang notabene adalah refleks; kita masih bisa milih... mau bangun atau lanjutin tidur. Pernah iseng nggak ngitungin, berapa kali dalam sehari kita dihadapkan pada pilihan? Untuk menjawabnya aja harus milih: ya atau tidak. Qeqeqeqeqeqe...

Kadang pilihannya gampang untuk diambil. Nemu dompet orang, balikin atau disimpen ndiri? Kalau saya sih balikin (tapi isinya ambil dulu). Mawar merah di dinding, jangan marah just kidding. Intinya... saat pilihan yang lain lebih rasional untuk dipilih, maka pilihan jadi tidak begitu sulit. Bagaimana jika semua pilihan menggiurkan? Kalo kata Alia sih "NGEHEK!"

Saat kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menentukan masa depan kita dan pilihan-pilihan yang tersedia sama-sama menarik tapi beda arah (kalimat majemuk; contoh yang tidak baik dari seorang dengan jabatan Copywriter), sebuah pilihan jadi begitu sulit untuk diambil. Semua membahagiakan. Semua menyenangkan. Semua sama baiknya. Semua juga punya kekurangan. Menggunakan metode listing kelebihan dan kekurangan, hasilnya juga sama membingungkan.

Ketika logika menjadi impoten dan hati sulit diajak bertoleransi, tidak ada salahnya kita bertanya pada rumput-rumput yang bergoyang. Mari!