Pages

Tuesday, September 14, 2010

Lebaran 2.0

Masih lekat dalam ingatan saya ketika segalanya masih bersifat manual. Setiap menjelang lebaran, saya sudah menyiapkan tumpukan kartu ucapan untuk dikirimkan ke kerabat, handai taulan, si dia (halah, istilah ini katro bener rasanya).

Dalam tiap kartu hanya ucapan standar yang tercantum. Selamat Idul Fitri, 1 Syawal XXXX H; Mohon Maaf Lahir Dan Batin (saya ingatkan, kesalahan ini sering sekali terjadi; penulisan kata sambung dengan huruf besar adalah melanggar kaidah EYD).

Untuk memberi sentuhan pribadi pada kartu tersebut, selain tanda tangan, biasanya saya sertai sedikit tulisan pendek. Semua dilakukan secara tulis tangan. Pesan dalam kartu, tanda tangan, penulisan alamat pengirim dan penerima; semuanya. Meletihkan tapi juga menyenangkan.



Kemudian era SMS lahir. Secara hitungan ekonomis, mengirim SMS jauh lebih murah ketimbang mengirim kartu. Satu SMS dulu hanya membebankan kita Rp 500,-. Bandingkan dengan kartu. Pokoknya sangat praktis dan memudahkan. Sambil leyeh-leyeh di atas tempat tidur, kita bisa mengirim pesan ke sebanyak apa pun penerima yang kita mau.

Karena keterbatasan bandwith, pengiriman SMS yang dilakukan bersamaat setelah shalat Idul Fitri menyebabkan pengiriman SMS yang sering gagal atau telat sampainya. Mulailah orang-orang berinisiatif melakukan pengiriman awal di malam takbiran.

Masalah pun hadir kembali karena banyaknya orang yang kemudian melakukan hal serupa. Manusia yang tak pernah hilang akal pun menemukan cara baru: mengirim satu hari sebelumnya. Hari ini masih puasa terakhir, ucapan selamat sudah diterima.

Era Blackberry semakin memudahkan dan memurahkan kegiatan ini. Bayangkan, dari SMS yang berbayar, dengan Blackberry Messenger (BBM), kita bisa mengirim ke sebanyak apa pun yang kita mau.... dan itu GRATIS! Luar biasa.

Ucapan selamat pun makin royal tersampaikan. Bermacam pesan yang kita terima dalam bentuk yang unik-unik dan menarik dengan mudah bisa kita sadur-salin (bener nggak ini istilahnya?) dan selanjutnya tinggal kirim. Benar-benar mudah. Apalagi maraknya social media membuat kita makin terlena dengan kemudahan. Cukup tulis di status facebook atau Twitter, teman-teman yang terhubung dengan kita pasti akan membaca (begitulah asumsi kita).

Tapi kemudian saya merasa kejanggalan. Teknologi seharusnya memudahkan, tapi bukan lantas mengurangi esensi dari kegiatan itu sendiri. Saat ucapan selamat itu hanya disalurkan (di-forward) saya melihatnya sebagai ritual semata dan kehilangan rasa. Tinggal sadur, salin, kirim. Beres. Hambar! Ingatan dan penghargaan kita terhadap teman rasanya tak lebih dari 3 langkah mudah (kalau lewat BBM). Sadur, salin, pilih semua, kirim! (Eh, ini 4 langkah ya? Hehehe)

Karenanya, di lebaran tahun ini, saya mengusahakan untuk membuat ucapan yang lebih personal sifatnya dan tidak sekedar sadur-salin. Setiap pesan baik itu SMS ataupun BBM saya ketik manual. Merepotkan? Memang. Tapi saya percaya, untuk memberi nilai lebih pasti butuh upaya lebih. Saya ingin, setiap orang yang menerima pesan dari saya bisa merasakan penghargaan saya terhadap mereka. Bisa mengetahui bahwa mereka teringat, bukan sekedar tersimpan.

Lebih baikkah hal ini? Nggak selalu. Namanya juga usaha, pasti ada positif ada negatifnya. Karena sifat malas yang sangat sulit saya taklukkan, pesan-pesan itu saya buat sesingkat mungkin. Seorang teman bahkan protes "Copywriter kok nulisnya pendek?"; begitu balasnya. Bailah, ini akan jadi masukan supaya tahun depan saya bisa lebih tidak terlalu malas dalam menulis ucapan selamat. Tapi untuk kali ini, harap maklum aja ya. Namanya juga manusia, tidak luput dari salah dan khilaf. Karena itu saya mohon maaf lahir dan batin.

Selamat Idul Fitri semuanya.

(jiaaaaaah malas lagi, masa' ucapan selamat disampaikan lewat blog)

No comments: