Pages

Monday, September 08, 2008

Musibah = ujian?

Saat orang tertimpa musibah, reaksi pertama yang muncul dalam diri kita biasanya sama. Kasihan. Kenapa kita merasa kasihan? Apakah karena kita saat itu sedang bernasib lebih baik dari yang terkena musibah? Hm.... secara tidak langsung, sepertinya rasa kasihan kita itu sudah merupakan tindakan pengastaan. Kasta keberuntungan kita lebih tinggi dari orang tersebut. Wah, kesannya jadi agak sombong ya?

Tapi bukan itu inti permasalahan yang mau saya bahas. Saat ini saya tertarik mengulas sudut pandang yang melandasi rasa kasihan itu. Kita kasihan karena menganggap bahwa orang yang kena musibah tersebut sedang diuji oleh Tuhan YME. Karena itu pula reaksi pertama kita adalah mengungkapkan empati dan meminta yang bersangkutan untuk bersabar.

Bener nggak sih pendapat saya? Setidaknya itu adalah hal yang paling sering saya lihat dalam keseharian.

"Wah kasihan ya si X, hanphonenya hilang."
"Lebih kasihan lagi si Y, handphone sama blackberry yang hilang."
"Itu sih nggak seberapa, si Z paling kasihan deh, satu tas hilang. Isinya handphone, blackberry, notebook, dompet!"

Lama-lama saya bosan. Apa iya sih modus operandi-nya Tuhan selinear itu? Musibah = ujian? Bagaimana seandainya musibah yang terjadi itu bukan ujian. Melainkan teguran?

Buat saya jadi lebih menarik. Ketimbang menganggap musibah sebagai ujian yang ujung-ujungnya cuma membuat kita menjadi sabar, saya lebih suka menganggap musibah itu sebagai teguran.

Jadi... seandainya terjadi musibah, mari kita coba menengok ke belakang dan mengingat-ingat kesalahan apa yang sudah kita lakukan atau kekurangan apa yang belum kita lakukan sehingga musibah itu datang. Iya... introspeksi.

"Eh, si X handphone-nya hilang lho... pasti karena dia suka make hp-nya buat SMS-an sama selingkuhannya."
"Eh, si Y handphone sama blackberrynya hilang... apa karena hasil korupsi ya?"
"Wah, si Z satu tas hilang semua! Kualat sih, orang tua sakit nggak pernah ditengokin."

Kelihatan lebih dinamis kan? Selain tetap bersikap sabar dalam menghadapi musibah, kita juga melakukan evaluasi. Moga-moga sih setelah melakukan evaluasi itu, kita bisa memperbaiki diri dan bisa terhindar dari musibah-musibah berikutnya yang akan datang.

Bagaimana seandainya kita udah berusaha jadi orang baik tapi tetap kena musibah? Yakin udah jadi orang baik? Kodratnya manusia itu nggak luput dari salah dan dosa lho.... :)

No comments: