Pages

Sunday, August 24, 2008

Above the law

Sabtu kemarin, saya ngajak Zahra ke acaranya klien di Senayan. Eventnya cukup menarik. Turnamen sepakbola tingkat SD di Jakarta. Partisipannya sekolah yang cukup elit. Ada Canisius, JIS, Gandhi Memorial School. 

Jangan berharap untuk bisa melihat pertandingan dengan strategi yang tersusun rapi. Layaknya anak-anak, pola permainannya berkerubung. Di mana ada bola, di situ pemain ngumpul hehehe. Tapi ada beberapa anak yang sudah menerapkan pengaturan posisi. Saat temannya bawa bola, dia mencari ruang kosong untuk menyerang.

Di perjalanan pulang menuju daerah Percetakan Negara, kita memilih jalur lewat jalan Diponegoro. Selepas putaran HI, kita serong kiri mengarah ke Imam Bonjol. Karena pas kena lampu merah, kita pun berhenti. Dari kaca spion saya melihat ada motor fore rider militer di belakang kita. Tanpa sirine tapi lampu yang signalnya menyala dan berputar-putar. Di belakangnya tampak mobil dinas jenis Toyota Fortuner. Dari nomor serinya yang berbintang satu, jelas bahwa pemiliknya adalah perwira tinggi di AL (platnya warna biru laut).

Saya menepi sedikit untuk memberi ruang bagi mobil tersebut untuk berhenti. Secara Sabtu kan ya, mustinya sih lagi libur. Berarti beliau akan berhenti menunggu lampu hijau.

Ternyata fore rider yang hanya satu biji itu maju ke tengah persimpangan dan menahan laju kendaraan dari arah berlawanan yang memang sedang kebagian lampu hijau. Oh ok, berarti ada hal penting yang membuat orang dalam mobil Fortuner tersebut harus terburu-buru.

Tepat ketika mobil tersebut melewati samping saya, kecepatannya sedikit melambat. Sekilas saya melihat di kursi tengah, di balik kaca berfilter, tampak seorang pria setengah baya. Wajahnya nggak begitu jelas karena gelap. Dia berpakaian kaus Polo putih. Biasanya seragam untuk main golf. Mobil itu pun dengan santainya terus melaju menerobos lampu merah.

Hm... di sebuah negara yang katanya negara hukum ini masih bisa ditemukan hal-hal seperti ini. Dan sebagian kita yang lain masih ada yang bertanya-tanya, kenapa masih banyak rakyat biasa yang melanggar hukum? Nggak usah repot nyari jawabannya. Buah nggak akan jatuh jauh dari pohon. Dalam hal kenegaraan, rakyat akan bertindak layaknya kelakuan pemimpinnya. Sesederhana itu.

"Tiiiin tiiiin!" lamunan saya dibuyarkan suara klakson dari kendaraan di belakang saya. Eh, ternyata sudah hijau. Tancaaaaaaaap.

No comments: