Pernah ngalamin love-hate relationship? Sebuah hubungan yang sangat kompleks. Semakin besar cintanya, semakin besar pula bencinya. Irrelevant? Maybe. Tapi ini bukan masalah itu kok... kurang lebih sama. Topiknya adalah kondisi di mana Anda harus melupakan rasa cinta yang begitu besar pada seseorang, karena cinta Anda hanya membuatnya menderita.
Contohnya dalah teman saya si Dudung. Dia sangat mencintai seorang wanita bernama Nunung. Tapi sayangnya mereka nggak bisa bersama. Alasannya? Bukan topik bahasan sih, jadi tak usah diangkat lah. Lagian biar judgementnya bisa obyektif. Kadang kita sering menyalahkan orang yang terlilit emosi dan menanggalkan logika. Padahal perasaan nggak mungkin dilawan (kecuali untuk mereka yang mati rasa).
Setelah setahun tiga bulan menjalin hubungan, Dudung terpaksa melepaskan Nunung. Setelahnya, phase patah hati dijalani Dudung. Setelah enam bulan, baru Dudung bisa melupakan kepedihannya karena tidak bisa menyalurkan cintanya pada Nunung. Kebetulan hal itu membawa konsekwensi lain buat Dudung. Dia merasa harus meminimalisir komunikasi dengan Nunung. Alasannya sederhana. Apa pun bentuknya, setiap komunikasi yang terjadi (bahkan hanya dengan melihat tulisan Nunung pun) membuat Dudung terbawa perasaan.
Jalan keluar yang diambil Dudung sangat drastis. Dia bahkan harus menahan diri untuk tidak menerima telepon dari Nunung. Sangat berat, mengingat tidak sedetik pun kehidupan Dudung berjalan tanpa bayangan Nunung berkelana di alam hayalnya. Dudung bahkan memasrahkan diri rela untuk dibenci Nunung (karena seolah bersikap tidak mengacuhkan Nunung). Semua dilakukan agar Nunung bisa melanjutkan hidup dan menghilangkan Dudung dari hidupnya.
Saya dan beberapa teman lainnya melihat Dudung seperti biasa-biasa saja. Dia tetap dengan keceriaannya. Tetap dengan becandaan garingnya. Tetap dengan kegatelannya terhadap gadis-gadis sexy di kantor kami. Tapi tak seorang pun menyadari bahwa Dudung sebenarnya menyimpan kepedihan. Kepedihan karena tidak bisa menyalurkan cintanya pada orang yang dia cintai.
(Niru gayanya Yoga ah... menutup tulisan dengan lirik lagu)
Cintaku tak harus...
Miliki dirimu...
Meski perih mengiris...
Iris segala janji...
No comments:
Post a Comment