Pages

Monday, October 03, 2011

Hallooo Selamat Jalan

Apa jadinya kalau "pesta" reunimu adalah juga pesta perpisahanmu. Kesempatan bertemu dengan sahabat lama itu adalah juga saat mengucapkan salam terakhir. Apalagi jika salam terakhir itu adalah salam yang benar-benar terakhir karena kamu nggak akan lagi ketemu dengan semua yang hadir di acara tersebut. Bahkan, kamu nggak akan lagi bertemu dengan teman-teman lain, orang-orang lain, apa pun lainnya di dunia ini; karena kamu akan segera melepaskan hidup ini dari keseharianmu.



Hal itu menghantui pikiran saya selama beberapa hari. Pemicunya adalah berita duka meninggalnya seorang sahabat masa SMP dulu. SMPN 40 atau yang dulu lebih di kenal dengan nama SMP XL. Meski terletak agak jauh ke dalam, tapi lokasinya strategis karena sangat dekat dengan Semanggi. 3 tahun masa dari kehidupan saya terhabiskan di sekolah itu. Sekolah di mana saya pernah merasakan "cinta pertama" ke beberapa gadis sekaligus. Setiap naksir anak perawan, selalu menghasilkan perasaan yang aneh. Deg-degan, mules mendadak; karenanya setiap kali naksir saya anggap cinta pertama karena semuanya nggak ada yang kesampaian.

Di tahun awal sekolah, saya punya teman sekelas yang namanya Fian Oktaviansyah. Anaknya menyenangkan. Suka nyanyi, sangat pintar bermain gitar. Saat itu saya baru bisa kunci A, D dan E. Fian sudah bisa kunci A, B, C, D, E, F dan G, berikut kombinasi minornya. Luar biasa. Kelahiran yang hanya selisih 3 hari membuat kita memiliki banyak kesamaan. Singkatnya dia adalah salah satu "best friend" saya di masa awal pubertas.

Sejak lulus, relatif tidak ada lagi kontak komunikasi yang terjadi antara saya dengan teman-teman saya. Hingga akhirnya kita dipertemukan kembali lewat yahoogroups (milis). Dari sini berkembang menjadi percakapan maya 2 arah di Yahoo Messenger yang kemudian berujung pada pertautan teman di facebook. Terbukti bahwa aplikasi sosial media ini memang berhasil mendekatkan kembali yang jauh. Untuk hal satu ini, saya angkat topi.

Dari obrolan-obrolan di ranah maya, usulan mengadakan reuni pun tercetus. Hingga akhirnya setelah 22 tahun terpisah kamipun berkumpul kembali. Reuni ini ternyata menjadi pemicu pertemuan-pertemuan informal berikutnya yang lebih intens dengan skala lebih kecil, alias kongkow-kongkow. Terakhir adalah halal-bihalal tanggal 25 September lalu.

Fian, yang nyaris hampir tak pernah absen di setiap acara ngumpul-ngumpul pun turut ambil bagian. Di hari terakhir kita ketemu dia itu, terlihat sekali gimana dia seperti tanpa beban. Karaokean, foto bareng, ketawa-ketawa, ngobrol-ngobrol, becanda. Sangat jauh dari fenomena yang biasanya terjadi saat seseorang akan menghadap penciptanya. Karenanya, adalah sangat mengejutkan saat mendapat kabar bahwa hari Kamis subuh tanggal 29 September 2011, Fian Oktaviansyah telah check out dari dunia ini dan berangkat menuju alam barzah. Dia berangkat dengan senyum. Dari foto jenazahnya, terlihat sekali ekspresinya yang begitu tenang, ringan, nyaman. Membuat saya berpikir, bahwa sepertinya kematian itu bukanlah sesuatu yang menakutkan.

Semoga saja saya juga bisa melewati masa akhir hidup saya seperti Fian. Dikelilingi orang-orang yang mencintai saya dengan penuh ketulusan. Orang-orang yang semoga saya bisa menyenangkan mereka dengan keberadaan saya. Mengisi sisa kehidupan dengan kebahagiaan, ketawa-ketiwi, ngobrol-ngobrol ringan. Semoga.

Fian memimpin doa di akhir acara terakhir kita.

No comments: