Pages

Tuesday, December 21, 2010

Kisah Di Balik Bakrie-Telkom

Demo mogok kerja oleh karyawan PT Telkom beberapa saat lalu sempat menimbulkan wacana yang menarik. Diawali oleh tweet pertanyaan sederhana oleh @fadjroel, kisah pun berkembang berkat penjelasan dari @rusdirusdi. Ternyata ada hal yang menarik untuk diikuti. Berikut kultwit dari @rusdirusdi mengenai rencana akuisisi tersebut.




Persamaan Esia [Bakrie Telecom] & Frexi [Telkom], keduanya tak bisa mengembangkan jumlah pelanggan dibandingkan dg operator GSM.

Perberdaannya, Telkom selalu untung dan nyaris tanpa utang. Laba bersih Telkom hingga April 2010 tercatat Rp 2,8 triliun.



Adapun Bakrie Telecom tahun ini hanya mencatat laba bersih Rp 29 miliar dan penuh utang.

Tahun ini Bakrie Telecom dpt utang US$ 250 juta dari hasil penerbitan global bond. Obligasi bertenor 5 tahun itu punya tingkat kupon 11,5%.

Untuk apa utang Bakrie Telecom itu? Pertama untuk melunasi utang kepada Credit Suisse US$ 130 juta.

Kedua, untuk melunasi pinjaman US$ 45 juta kepada Credit Suisse, Morgan Stanley, dan Bank of America Merryl Lynch.

Sisanya, akan digunakan Bakrie Telecom mengongkosi bunga pencadangan dan pengembangan wireless broadband.

Pengembangan wireless broadband itu dilakukan anak usaha yang baru, yaitu PT Bakrie Connectivity.

Sejak awal ada rencana akuisisi itu, sudah ada dugaan ke arah sana. Tapi tak ada yang perhatian, hingga ada rencana mogok itu.

Dengan perbedaan dan persamaan itu, Telkom dan Bakrie Telecom dikabarkan akan “menyatu.”

Saya hanya tahu yang terbaru dan tercatat yaitu US$ 250 juta @fadjroel berapa utang Esia (Bakrie Telecom) ? Benarkah Rp. 2,4 triliun ?

Penyatuan dua perusahaan, berarti ada kesepakatan utk saling menanggung risiko termasuk menanggung pembayaran utang dari salah 1 perusahaan.

Kata Dirut Telkom, Rinaldi Firmansyah, akuisisi itu berarti mengambilalih 100% saham BakrieTelecom termasuk saham seluruh anak usahanya.

Apakah dg begitu utang-utang BakrieTelecom akan ditanggung Telkom? Rinaldi memang tak harus menyebutnya.

Yang menarik orang2 di Telkom. Dirut Telkom Rinaldi dan Komisaris Utama Tanri Abeng, dikenal sebagai orang dekat Aburizal Bakrie.

Dirut Telkom, Rinaldi pernah memastikan belum ada kesepakatan antara Telkom dengan BakrieTelecom soal akusisi BakrieTelecom.

Kata Rinaldi “Kalaupun telah ada kesepakatan, sebagai perusahaan publik, Telkom pasti sudah menyampaikannya ke publik.”

Masih kata Rinaldi: "Kalaupun Telkom jadi beli saham BakrieTelecom, hal itu bukan disebabkan oleh pengaruh politik."

"Atau karena kedekatan saya dengan Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie."

Tapi semua orang tahu, Rinaldi Firmansyah pernah bekerja lama di Grup Bakrie. Juga Komisaris Utama Telkom, Tanri Abeng.

Kabar akuisisi BakrieTelecom oleh Telkom itu sudah lama. Tapi tak ada yg peduli, hgg pagi ini @fadjroel menulis soal mogok karyawan Telkom.

Yang juga luput dari perhatian orang, ide akuisisi saham BakrieTelecom itu ternyata berasal dari Telkom!

Itu kata Meneg BUMN Mustafa Abubakar. Kata dia pula, akuisisi BakrieTelecom itu, bisa nambah jumlah pelanggan Telkom.

Jumlah pelanggan Telkom [Flexi] ada 15-17 juta, dan pelangggan BakrieTelecom mentok di angkat 10 juta.

Lalu apa hubungan antara rencana akuisisi BakrieTelecom itu dg dipertahankannya Rinaldi sbg dirut Telkom, Juni lalu?

RUPS yg mertahankan Rinaldi-Tanri di Telkom hanya berlaku 40 hari sejak 11 Juni 2010. Tapi saya belum dengar ada RUPS berikutnya. @fadjroel

Fakta lain: sebelum ada rencana akuisisi BakriTelecom, Telkom sebetulnya berniat beli SmartTelecom & bbrp usaha patungan di Vietnam-Kamboja.

itu sudah tidak sesuai dg hasil RUPSLB 11 Juni, yang mewajibkan 40 hari sudah RUPS @heriyadi @rusdirusdi RUPS berikutnya besok

Sebuah perusahaan telekomunikasi dari Korea Utara dikabarkan juga berminat menggandeng Telkom mengembangkan bisnis CDMA.

Tapi keputusan kemudian dijatuhkan kepada BakrieTelecom, seperti yang dinyatakan oleh Meneg BUMN Mustafa Abubakar itu.

Cerita ttg GrupBakrie mmg menarik di tengah sentimen politik belakangan. Kapan2 saya cerita Bakrie & Brothers yang mentok di proyek Kalija.

No comments: