Pages

Monday, September 05, 2005

Pengamen Itu... MENGAGUMKAN

Suatu pagi di sebuah tempat yang gak penting, terjadi percakapan antara 2 orang yang gak penting juga... pengamen berusia sekitar 50-an dan saya.

"Biasanya bareng istri ngamennya...?"

"Lagi sakit mas, di rumah."

Selanjutnya hening sejenak. Saya ragu-ragu, mau ngajak ngobrol tapi takut salah ngomong. Akhirnya dia sendiri yang melanjutkan percapakan. Kemudian topik beralih ke bidang yang digelutinya.

"Udah lama ngamennya pak?"

"Sudah dari 76 mas. Yah namanya pengamen, penghasilan gak bisa dipastiin. Yang penting halal."

"Kalo ngamen di mana aja pak?"

"Saya cuma di perumahan aja mas. Ngapain ngamen di bis, di toko-toko... berisik. Mending di perumahan kaya' gini. Itu juga nggak semua rumah saya datengin. Paling yang udah langganan aja."

"Emang kalo berisik kenapa? Kan dibayar juga?"

"Gini lho... saya ini ngamen gak cuma sekedar ngamen. Kalo orang gak bisa denger saya ngamen trus ngasih duit, kan sama aja bohong. Mending kaya' gini. Orang bisa denger nyanyian saya, kalo terhibur ngasih duit."

"Oooh gitu..."

"Saya juga prihatin mas kalo liat pengamen-pengamen yang suka maksa gitu. Nggak dikasih duit marah-marah. Kita kan ngamen nggak diundang. Kita dateng harus sopan, kalo orang terganggu ya itu risiko. Kita gak boleh marah dong."

"Bener pak..."

"Namanya rejeki sih nggak bisa dipaksa. Yang penting kita sopan, orang terhibur. Kita senang, orang juga senang."

Hm... benar-benar luar biasa pengabdian bapak pengamen ini. Kalo dia kerja di biro iklan, kaya' apa ya hasilnya? Mungkin akan menghasilkan sesuatu yang lebih bagus dari yang sudah saya perbuat. Hiks...

No comments: