Pages

Friday, December 14, 2007

Labirin


Image diambil dari sini.

Objective permainan ini sangat sederhana. Anda mulai dari satu titik dan harus mencapai titik lain. Challengenya, Anda harus melalui serangkaian pilihan jalan. Dari banyak pilihan jalan itu, cuma satu yang berujung di tempat tujuan. Selebihnya nyangkut! Buntu! Iya, buntu. Walhasil Anda harus melakukan kilas balik ke titik dimana Anda salah memilih arah untuk kemudian mencoba arah yang lain.

Nah di sebuah negara, tetangganya Republik BBM, konon utusan rakyatnya sangat mahir dengan permainan ini. Akal mereka selalu inovatif dalam mencari terobosan-terobosan baru. Nggak kenal putus asa. Buntu di sini, coba jalan lain. Termasuk dalam hal pengelolaan anggaran kesejahteraan.

Di penghujung tahun ini (tahun depan udah ada Pemilu lagi, kemungkinan tak terpilih kan cukup besar tuh) terbersitlah ide untuk bisa menerima "uang saku" sebagai tanda jasa pengabdian (weleh-weleh... mengabdi kok nuntut balas).

Dasar pakar main labirin, paling jago cari jalur alternatif. Korupsi gak mungkin. Terima parsel udah dilarang. Lalu apa ya....? Voila! Muncullah ide brilian untuk memugar rumah dinas mereka. Pemugaran dilakukan selama kurang lebih satu tahun. Selama pemugaran mereka berhak toh nuntut tunjangan perumahan (yang kemungkinan besar sih bakal masuk kantong pribadi, bikin kwitansi kontrak rumah aspal apa susahnya ya tak?). Sah dan legal.

Hitung punya hitung, total tunjuangan perumahan yang diterima tiap anggota (yang rumahnya dipugar) adalah sebesar 13 juta rupiah per bulan atau total 156 juta rupiah per tahun. Jumlah yang cukup menggiurkan bukan? Menurut BURT (Badan Urusan Rumah Tangga) jumlah segini itu angka yang wajar. Total anggaran yang dihabiskan untuk renovasi plus tunjangan perumahan adalah sebesar Rp 108 miliar.

Memang banyak akal kadang lebih menyenangkan ketimbang panjang akal. Qeqeqe...

No comments: