Pages

Tuesday, July 10, 2007

Jangan Berhenti Bermimpi


Sebuah petuah lama yang terdengar usang. Mungkin karena kita sudah terbiasa untuk tidak menggantungkan harapan pada mimpi. Sudah terlalu banyak kejadian-kejadian yang bikin kita merasa nyangkut di titik tertentu. Titik dimana kita udah begitu yakin dengan ketidakmampuan kita. Titik dimana optimisme justru terletak pada keyakinan kalau kita nggak akan sanggup.

A: "Nggak bakal diapprove deh idenya..."
B: "Pesimis amat sih?"
A: "Justru optimis nggak bakal lolos."

Qeqeqeqe... becandaan-becandaan satir seperti itu rasanya udah sering terdengar belakangan dan bahkan bisa jadi keterbiasaan. Wajar dong, kalau kegagalan demi kegagalan terus terjadi, kita sendiri sudah susah ngebedain mana takdir mana qodir (lho, apa hubungannya? emang nggak ada hubungannya weks...). Maksudnya adalah, kalo udah kebiasaan gagal, sepertinya kita jadi terbiasa dengan kegagalan itu sendiri. Akibatnya keberhasilan adalah suatu kemewahan yang hampir nggak pantas buat kita nikmatin, bahkan untuk sekedar dimimpiin.

Tapi sepertinya hari ini saya boleh sedikit berimprovisasi dengan mimpi. Lewat siaran langsung di layar kaca, saya baru aja menyaksikan perjuangan anak-anak bangsa (cie... istilahnya) di kancah (halah, istilah aneh lagi qeqeqe...) AFC, alias Piala Asia. Sejak kekalahan demi kekalahan sudah jadi jadi tradisi, pertandingan pertama Indonesia lawan Bahrain (semifinalis piala Asia yang lalu) sudah diwarnai dengan semangat optimisme under dog: bisa seri aja bagus. Nyatanya? Kita malah berhasil memukul lawan 2-1. Gol-golnya indah pula.

Pencapaian ini memang masih dini untuk dirayakan. Namun buat saya, sudah cukup untuk bisa memulai mimpi-mimpi lama yang sudah berkarat karena sangat jarang terpakai. Sudah cukup untuk bisa menyalakan semangat "dengan keinginan kuat, nggak ada yang nggak mungkin". Ivan Kolev malam ini setidaknya boleh berbangga dalam tidurnya. Entah apa yang dia impikan. Mimpi saya sepertinya sederhana saja, Indonesia bisa menjadi juara piala Asia 2007 (sederhana muke lo jauh Cin! hahahaha). Eh, tapi kenapa nggak? Ya nggak? Siapa tahu nanti saya juga bisa melihat anak pertama saya mengenakan seragam di atas? Siapa tahu... ya kan?

Setidaknya, jangan pernah berhenti bermpimpi. Ok broer? (kata ganti yang sering dipake Petrus sang pengisi VO qeqeqe).


Terima kasih khusus buat tim Indonesia.

No comments: