Pages

Tuesday, January 24, 2006

DIA dan arah

Sebuah percapakan maya (baca: chatting; red.) yang singkat terjadi malam ini. Seorang teman menggunakan istilah hubungan vertikal untuk menggambarkan hubungan manusia-Tuhan, dan hubungan horisontal untuk hubungan dengan sesama. Tidak ada yang salah memang. Orang lain pun kerap menggunakan istilah tersebut. Saya pun dulu mengamini penggunaan kata ganti "vertikal dan horisontal" tersebut.

Tapi kita tak perlu selamanya harus bersikap nrimo kan? Saat ini saya cuma iseng menggugat diri sendiri. Apa iya representatif dari arah hubungan manusia-Tuhan adalah dengan istilah horisontal? Penggunaan istilah tersebut sepertinya memiliki rasional sangat sederhana. Derajat manusia berada di bawah Tuhan! Tapi kalau dilihat secara makna/esensi, apa masih penting penderajatan atas-bawah itu diterapkan?

Dalam ajaran yang saya percayai, istilahnya pun bukan dengan atas-bawah. Tapi "hablum minallah" dan "hablum minannaas" (kalo salah mohon dikoreksi). Ditambah lagi adanya salah satu ayat/hadis (saya gak gitu inget) yang mengatakan "Di mana pun kau hadapkan wajahmu, di situ lah wajah Tuhan berada". Kalau kita percaya bahwa hakikat Tuhan sebagai penguasa semesta alam, berarti Dia bukan lagi di atas kita, melainkan meliputi kita dan seluruh ciptaan-Nya. Di mana-mana. Ke atas, bawah, kiri, kanan. Dia bisa ada di atas kepala kita, di bawah telapak kaki, di sisi kiri/kanan, di dalam kita, di dalam semua orang.

Dia ada dalam kita, kita semua dalam Dia... diilustrasikan secara sederhana dengan perlambangan Yin-Yang. Menganalisa lambang tersebut, masihkah kita bisa menjelaskan mana yang atas, mana yang bawah?

No comments: