Pages

Tuesday, November 29, 2005

Empathy

Empathy. Sebuah kata sederhana sarat makna. Suatu hal yang lebih mudah untuk diterjemahkan ketimbang dilaksanakan. Ketika ego bertemu ego, empathy adalah jembatan untuk mencari kesamaan yang bisa menyatukan perbedaan.

Banyak pelajaran dari sejarah yang bisa kita petik akibat kesemau-guean individu. Saat masing-masing pihak bersikeukeuh dengan prinsipnya, kecenderungan yang akan terjadi berikut adalah munculnya karakter superioritas yang membuat kita merasa lebih dari yang lain. Kebenaran absolut adalah kebenaran menurut kita. Kebenaran yang lain hanya kebetulan semata (itu juga jika kita berusaha merendahkan hati untuk tidak mengatakannya sebagai sebuah kesalahan).

Hilangnya empathy bisa diwujudkan dalam banyak hal. Salah satu contoh adalah ulasan dalam buku "Men are from Mars, women from Venus". Saat kita coba menggali lebih dalam, akar permasalahannya biasanya sepele. Ketidak-inginan untuk bisa berusaha mengerti sebab dari perbedaan. Mengerti makna perbedaan sendiri adalah jauh lebih berharga ketimbang hanya menerimanya.

Dalam keseharian, krisis empathy ini bisa begitu kental terlihat. Perwujudannya bisa macam-macam. Dalam kalimat mungkin bisa dikejawantahkan seperti berikut:
1. Ah, lo gak kenal gue.
2. Susah ya ngertiin hal sepele kaya' gini?
3. Elo selalu ngulangin kesalahan yang sama!
4. Klien bego!
5. dll. --> senjata jitu saat malas mencari contoh :p

Secara tidak kasat mata... saat kita mengorbankan empathy, saat itu lah indera-indera kita tertutup dari sensitifitas akan kemungkinan kebenaran lain yang bisa saja muncul dari arah yang tidak kita duga. Semata mungkin karena jadi hal yang berat bagi kita, untuk bisa menerima bahwa kita juga punya potensi untuk salah.

Buka mata, buka telinga... kini sudah jadi paritas. Saatnya untuk membuka hati dan melihat dengan mata batin, mendengar dengan telinga batin.
Watch not only see, listen not only hear.
Semuanya tergantung kita.

No comments: