Pages

Tuesday, October 25, 2005

Keseimbangan


Acknowledge: gambar dipinjam dari Masterfile.com.


Hampir segala sesuatu yang ada di dunia ini berada dalam keseimbangan. Masing-masing memiliki pasangannya. Besar-kecil, pendek-tinggi, laki-perempuan, siang-malam, dll. Satu melengkapi yang lainnya. Besar akan tampak besar jika memiliki pembanding yang kecil. Pemain basket jadi keliatan biasa aja karena semua rata-rata pada jangkung (coba pemainnya berdiri di sebelah gw hihihi). Primus jadi gak keliatan terlalu cakep jika saya ada di sebelahnya (gak boleh komplen weks hihihihi).

Melihat isi berita koran Kompas beberapa minggu belakangan ini juga sepertinya begitu. Masing-masing komponen isi koran dengan konten dan konteks yang beragam, berdampingan satu sama lain berusaha mengisi keseimbangan. Iklan tactical menyeimbangan iklan tematik (maaf, istilahnya terlalu ngiklan). Lowongan pekerjaan membuat berita-berita pehaka jadi tak terlalu tampak buruk.

Sebagian wakil rakyat dalam hal ini juga nggak mau ketinggalan. Saat berita-berita mengenai meningkatnya jumlah penduduk miskin di Indonesia makin marak; ditambah insiden-insiden yang muncul akibat "niat baik" pemerintah menyalurkan BLT (bantuan langsung tunai apa bolot sih kepanjangannya? gw masih bingung); membuat mereka mengambil inisiatif untuk menyeimbangkan kondisi ini. Muncullah ide untuk menambah pendapatan dari para wakil rakyat sebesar Rp 10 juta/bulan. So... berita-berita mengenai kemiskinan bisa diimbangi dengan meningkatnya kesejahteraan para anggota dewan.

Jadi jangan terlalu berburuk sangka. Sebenarnya tujuan mereka itu baik (barangkali). Karena jika tidak ada berita penyeimbang, bisa dibayangkan reaksi psikologis masyarakat yang setiap hari harus didera-dera informasi ngebete-in seperti harga BBM naik, harga sembako melonjak, meningkatnya angka pengangguran, meningkatnya kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, dll; sehingga segala sesuatunya bisa tetap berada dalam keseimbangan.


PS.
Postingan ini juga upaya dari penyeimbangan atas kekesalan & kebencian akan praktek pembodohan masyarakat yang dilakukan oleh oknum2 yang tak kalah bodoh di kawasan Senayan. Kapan sembuhnya sih negara ini? Sigh....

No comments: