Pages

Friday, March 04, 2005

Dalam Dentuman Kulihat Dia

Asiiiiik ntar malem dugem lagi. "Fear No Deadline" di BC Bar. Ratusan orang dari komunitas periklanan berkumpul dalam satu suasana yang penuh hingar bingar, alkohol, tembakau, si biru mungil dan dentuman seperangkat sistem suara.

Entah kenapa... suasana seperti itu membuat saya sangat mudah berkontemplasi. Dalam kegelapan, dalam siraman lampu warna-warni, dalam hentakan di dada akibat terhantam suara berfrekwensi rendah dari subwoofer... saya begitu mudah melayang. Terbang... tinggi... semakin tinggi... mencapai keheningan. Di situ saya menemukan jejeran asma berdiri berbaris rapi. Satu persatu keseluruhan 99 asma itu memancarkan sinar terang menghangatkan tapi tidak menyilaukan. Ketika semua sinar berkumpul, saya sudah berada di suatu tempat nan indah. Berlantai cahaya berlangitkan ketakterbatasan. Tapi langit-ketakterbatasan itu berwarna biru cenderung hijau, berbaur dalam gradasi yang sempurna dan seimbang.

Di situ cuma ada aku dan Aku. Ku sapa Dia. Dia diam dan tersenyum. Senyuman sederhana namun memiliki sejuta makna. Ku hampiri dia... namun aneh, jarak yang hanya beberapa langkah itu seakan tak bergeming. Tak perduli secepat apa saya berlari.... jarak kita tetap sama. Tetap dekat tapi tak terjangkau. Saat saya mencoba menjangkau Dia... tiba-tiba seolah tersedot pusaran air, saya terhisap dalam kumparan nan gelap. Dalam sekedipan mata saya sudah berada kembali di tengah-tengah keramaian.

Biasanya perjalanan itu diakhiri dengan ucapan "Sori..." dari seseorang tepat di sebelah saya tapi tidak saya kenal. Setelah mengucapkan permohonan maafnya, orang itu kemudian berlalu dan menghilang di rumpunan tubuh-tubuh manusia yang menyemut.

... dan lampu tetap bekerlap-kerlip... musik pun tetap berdentum. Tapi saya kehilangan kesendirian saya yang penuh arti.

Sampai ketemu nanti malam teman-teman...!

No comments: