Pages

Thursday, October 19, 2006

Honda motor bikin ku ngetop!




"Cin, manual safety rider Honda side job-an elo ya?" tanya teman suatu ketika.

"Nggak tuh. Kenapa emang?"

"Kok ada image SIM elo di situ?"

"Mana?" penuh rasa penasaran pingin tauk.

"Nih...".

Hihihi ternyata benar. Meskipun sulit diyakini kepastiannya, tapi susah juga untuk tidak mengatakan bahwa gambar SIM itu memang punyaku hehehe.

Hayo yang make image itu, ngaku! Qeqeqe... lumayan lah. Jadi selebritas manual guide hahaha.


Klik di sini :SIM.jpg kalau mau lihat gambar SIM yang asli :p.

Wednesday, October 18, 2006

After Bukber - Kongkow asoy


Sebuah percakapan singkat terjadi lewat "kotak percakapan".

Sheque: "Jadiin aja yuk."
Bucin: "Yiuuuk, mariii..."
Sheque: "Lo yang undang orang-orang ya..."
Bucin: "Siiip"


Kirim undangan sana-sini ke orang-orang. Akhirnya ada beberapa yang tertarik untuk bergabung. Sisanya lihat gimana nanti aja.

Janjian jam 8 malam supaya bisa pada on-time, ternyata nggak ngefek. Budaya ngaret teuteup jalan. Jam 9 malam belum ada yang kelihatan. Telpon sana, SMS sini. "Bang ini SMS siapa? Pesannya kok pake' buru-buru...". Terang aja nyuruh buru-buru. Wong udah malam, mo ampe jam berapa? Besok sahur woy!

Satu persatu akhirnya nongol. Tak disangka tak dinyana, ternyata lumayan banyak peminatnya. Ngobrol sana, ngobrol sini. Dasar orang iklan, yang diobrolin juga tentang iklan. Tapi seru juga, karena ada wacana baru yang dilontarkan oleh Glenn dan Ricky yang berakhir pada kesimpulan: It's just an advertising, nobody dies. Hayah... standar amat. Lho, emang gitu kok. Tapi proses sampai ke sananya nggak semudah yang dikira.

Nggak sadar sudah jam 23:00. Ayo, para ayah... mari pulang, mari lah pulang. Sementara saya harus balik kantor (hiks...). Banyak topik-topik yang kita perbincangkan. If it's true that advertising is about people, maka saya pulang dengan pencerahan baru (secara kita banyak sekali membahas tentang 'people'). Semoga bisa bermanfaat. Terima kasih teman-teman. Sampai ketemu di kopi darat thecopymakers berikutnya.


Foto lebih lengkap bisa dilihat di multiply-nya Nine.

Monday, October 16, 2006

Makasih semuanya.

Adela, Agnis, Ai, Ais, Alia, Andi, Ani, Antonny, Arul, Barata, Bellinda, BH, Daniel SAC, Dani Bulu, David, Dita, DW, Dyaz, Geni, Glenn, Ganesh, Gumi, Iin, Ijat, Ilham, Inco, Ime, Ijar, Inno, Ismet, Juki, Kenthung, Kicep, Lhukie, Mayang, Mama, Mira, Mike, Nadya, Negong, Oca, Papa, Rangga, Rani, Rayan, Reti, Reza, SAC, Santi Unyil, Sesek, Untung, Unggul, Upik, Vina, Vitri, Wanda, Widik, Wyndo, Yayi, Yuki, Yuyun, Yoga, Yudya, Zahra.


Terlalu banyak nama yang ada
Begitu sedikit kemampuan mengingat
Kalau ada yang terlewatkan, tolong ingatkan saya
Syukur pada Tuhan YME selalu terpanjatkan
Atas kehadiran kalian dalam hidup
Untuk semuanya...
...makasih ya.
Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan kebaikan dan kebahagiaan untuk kalian dan kita semua.

Monday, October 02, 2006

“Ngapain puasa?” Tanya anak pada bapaknya.



Masih ingat lagu Bimbo yang populer di setiap bulan Ramadhan?

Ada anak bertanya pada bapaknya.
Buat apa berlapar-lapar puasa?


Jawaban yang umum ditemui untuk pertanyaan ini biasanya “supaya kita merasakan penderitaan kaum dhuafa”. Sesederhana itukah? Tentu. Wong yang nanya juga anak-anak. Mereka belum perlu jawaban yang filosofis dan dalam. Biarkan mereka merasa bangga ketika mampu menahan lapar dan haus dari Subuh hingga Magrib. Biarkan mereka berkata lantang pada teman-temannya, “Saya kuat berpuasa”.

Kebanggaan bisa melakukan ibadah yang cukup berat ini mungkin bisa jadi pemicu anak-anak untuk bisa terus mendisiplinkan diri untuk menjaga puasa mereka pol di bulan Ramadhan. Tapi alangkah sedihnya ketika kebanggaan ini juga hinggap pada orang dewasa. Ketika mereka dengan bangganya menceritakan puasa mereka full nggak ada yang bolong. Ketika dengan bangga mereka menuturkan kedisiplinan mereka bertarawih setiap malam, bertadarus, berdzikir. Ketika dengan sombongnya mereka bisa mencap buruk orang yang tidak berpuasa. Apakah selama ini mereka masih percaya bahwa puasa itu bertujuan supaya kita bisa merasakan penderitaan fakir miskin? Alangkah perihnya.

Kalau hanya untuk merasakan penderitaan fakir miskin, buat apa kita bersahur di pagi buta? Untuk apa kita harus menjaga omongan, pikiran dan perasaan? Untuk apa kita harus merelakan waktu istirahat di malam hari demi ibadah?


Kemarin malam dari TOA mesjid terdengar teguran keras pengurus bagi anak-anak. “Yang cuma mau main-main, pulang saja!”. Astaghfirullah... hati saya menangis. Mereka yang seharusnya dekat dengan sang Khalik, yang selalu tak henti melafazkan astma-Nya... kenapa mereka justru menafikan hakikat ciptaanNya? Adalah sunatullah bahwa anak kecil senang bermain. Rasul pun tak berang ditunggangi cucunya saat bersujud dalam shalatnya. Kenapa harus menjauhkan anak-anak dari mesjid? Bagaimana jika anak-anak tersebut enggan mengunjungi mesjid hingga mereka remaja bahkan dewasa? Kenapa tidak dibiarkan saja mereka pada kodratnya? Daripada bermain di tempat nggak jelas, jauh lebih baik jika mereka bermain di mesjid.


Ada satu sifat yang sangat dibenci Allah. Bahkan sebesar biji zahrah pun sifat ini ada di hati manusia, tidak akan terbuka pintu surga. Sifat ini yang selayaknya berusaha kita bunuh dengan cara berpuasa. Menahan lapar dan haus, itu cuma kulit semata. Dalami makna lapar dan haus itu. Selami keindahannya. Niscaya kelemahan fisik yang kita rasakan bisa menjadi sumber kekuatan untuk menghancurkan sifat terkutuk itu: SOMBONG. Banyak ibadah bukan berarti kita jadih lebih dekat dengan-Nya.
Semoga Ramadhan kita kali ini bisa menjadikan kita muslim/muslimah yang khaffah. Amin.